JAKARTA (IndoTelko)— Industri aset kripto Indonesia memasuki fase baru seiring rencana sejumlah exchange global untuk melakukan ekspansi ke Tanah Air pada 2026, didorong oleh pertumbuhan investor dan kontribusi sektor kripto terhadap ekonomi digital nasional.
Daya tarik pasar kripto Indonesia tercermin dari meningkatnya jumlah investor. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Oktober 2025 jumlah konsumen aset kripto mencapai 19,08 juta investor, naik 2,5% dibandingkan September 2025 yang tercatat 18,61 juta investor. Kenaikan tersebut terjadi meskipun nilai transaksi bulanan kripto mengalami fluktuasi.
OJK juga mencatat nilai transaksi aset kripto pada November 2025 mencapai Rp37,2 triliun, dengan total transaksi sepanjang 2025 secara year to date sebesar Rp446,77 triliun. Capaian ini menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap aset digital masih terjaga di tengah dinamika pasar global.
Kontribusi sektor kripto terhadap penerimaan negara juga terus meningkat. Data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) hingga 31 Oktober 2025 mencatat total penerimaan pajak ekonomi digital sebesar Rp43,75 triliun. Dari jumlah tersebut, pajak aset kripto menyumbang Rp1,76 triliun, meningkat dibandingkan realisasi hingga September 2025 sebesar Rp1,71 triliun.
CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menilai meningkatnya minat exchange global masuk ke Indonesia tidak terlepas dari besarnya basis pengguna, regulasi yang semakin matang, serta kontribusi industri kripto terhadap perekonomian nasional.
“Masuknya exchange global dengan dukungan modal besar menunjukkan bahwa Indonesia kini dipandang sebagai pasar strategis di tingkat global. Ini menjadi sinyal positif bahwa ekosistem kripto nasional semakin matang dan dipercaya,” ujar Calvin.
Calvin menjelaskan dinamika pasar saat ini berbeda dibandingkan periode awal masuknya exchange global beberapa tahun lalu. Saat itu, regulasi dan literasi pengguna masih berada pada tahap awal, sehingga kehadiran pemain global berperan dalam membangun kepercayaan dan standar industri.
Namun, dengan regulasi yang lebih mapan dan pengguna yang semakin berpengalaman, masuknya exchange global saat ini langsung memengaruhi struktur persaingan industri. “Hari ini, masuknya exchange asing tidak lagi sekadar memperluas pasar, tetapi langsung mempengaruhi dinamika kompetisi, mulai dari pricing, likuiditas, teknologi, hingga kecepatan inovasi. Meski demikian, ini tetap positif bagi ekosistem secara keseluruhan,” tambahnya.
Menghadapi kondisi tersebut, Tokocrypto menegaskan telah mengantisipasi rencana ekspansi exchange global dalam peta jalan strategis perusahaan menuju 2026. “Masuknya exchange global ke Indonesia sudah kami mapping sejak lama dan menjadi bagian dari strategi utama kami menuju 2026. Fokus kami tetap pada tiga pilar utama: kepatuhan regulasi, penguatan produk berbasis kebutuhan lokal, dan pertumbuhan pengguna yang berkelanjutan,” jelas Calvin.
Tokocrypto juga akan memperkuat pengembangan fitur, token, serta kemitraan dengan berbagai mitra lokal, baik di sektor Web3 maupun Web2, termasuk lembaga keuangan, e-commerce, dan sektor F&B. Upaya tersebut ditujukan untuk memperkuat edukasi, kemudahan onboarding, integrasi Web3, serta peningkatan pengalaman pengguna.
Di sisi lain, masuknya exchange global diperkirakan akan meningkatkan persaingan di segmen trader ber-volume besar. Calvin menilai faktor kepercayaan, kepatuhan regulasi, dan keberlanjutan bisnis tetap menjadi pertimbangan utama bagi pengguna. Ia juga melihat perkembangan ini sebagai bagian dari fase konsolidasi industri kripto nasional yang semakin teregulasi dan membutuhkan skala serta tata kelola yang kuat.
Menurutnya, meskipun brand global memiliki kekuatan besar, loyalitas pengguna kripto di Indonesia tidak hanya ditentukan oleh nama besar. Faktor komunitas, pemahaman lokal, dan konsistensi layanan dinilai masih memainkan peran penting di pasar yang kini telah memiliki lebih dari 19 juta investor.(ak)