JAKARTA (IndoTelko) — Kementerian Perindustrian mempercepat transformasi menuju industri 4.0 melalui inisiatif Making Indonesia 4.0 yang telah dijalankan sejak 2018, dalam upaya memperkuat daya saing dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya teknologi digital dalam modernisasi proses industri serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
“Transformasi digital yang sejalan dengan Making Indonesia 4.0 tidak hanya memperkuat struktur industri dalam negeri, tetapi juga memacu kompetensi tenaga kerja agar semakin kompetitif di pasar global,” ujarnya.
Berdasarkan survei self-assessment INDI 4.0 terhadap 1.661 perusahaan industri, implementasi teknologi masih menjadi tantangan utama. Kajian McKinsey pada 2019 bahkan mencatat adopsi industri 4.0 di Indonesia baru mencapai 21%, sementara 79% perusahaan masih berada pada tahap pilot trap.
Untuk menjawab kesenjangan tersebut, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) terus memperkuat penyiapan SDM, khususnya di bidang elektronika, otomasi, dan teknologi industri 4.0. Salah satu langkahnya adalah penyelenggaraan Pelatihan Perancangan Embedded System Mikrokontroler Berbasis Internet of Things (IoT) bekerja sama dengan Kadin Jawa Timur di Kadin Institute, Surabaya.
Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menjelaskan bahwa PIDI 4.0 menjadi motor utama percepatan transformasi digital sektor industri.
“PIDI 4.0 memiliki visi menjadi solusi satu atap bagi akselerasi transformasi digital, melalui pendampingan, konsultasi, pemecahan masalah industri, dan pelatihan bagi pelaku industri,” jelasnya.
Menurutnya, transformasi digital harus dipandang sebagai investasi strategis agar industri mampu bersaing secara global.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman, menilai pelatihan yang diberikan merupakan langkah strategis untuk memperkuat kapasitas tenaga kerja.
“Pelatihan Perancangan Embedded System Berbasis IoT ini adalah katalisator yang mempercepat transformasi Industri 4.0 melalui pengembangan SDM yang kompeten,” ujarnya.
Pelatihan ini diikuti 30 tenaga kerja industri selama lima hari, terdiri dari empat hari pelatihan dan satu hari uji kompetensi. Peserta yang lulus memperoleh Sertifikasi Klaster Perancangan Embedded System Berbasis IoT dari BNSP. Salah satu peserta, Naufal, menilai program tersebut sangat relevan dengan kebutuhan industri.
“Pelatihannya sangat bermanfaat dan dapat langsung diterapkan di tempat kerja. Ke depan, kami berharap ada pelatihan lanjutan yang berfokus pada Artificial Intelligence,” ungkapnya.
Sejak 2022 hingga 2025, PIDI 4.0 telah melatih 1.856 tenaga kerja industri melalui berbagai program peningkatan kompetensi berbasis teknologi industri 4.0. Langkah ini menjadi bukti komitmen Kemenperin dalam memperkuat talenta digital nasional untuk mendorong transformasi industri dan peningkatan daya saing nasional.(wn)