Pemain microfinance Asia studi banding ke Amartha

JAKARTA (IndoTelko) Dua lembaga keuangan mikro Asia, RAFI Microfinance Inc. dari Filipina dan BURO dari Bangladesh, berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari penerapan teknologi digital Amartha Financial dalam memberdayakan jutaan pelaku UMKM perempuan di wilayah perdesaan. Kunjungan ini menjadi bentuk pengakuan atas kemajuan Indonesia dalam mendorong keuangan inklusif melalui inovasi finansial berbasis teknologi.

Delegasi BURO yang beranggotakan 17 orang mengunjungi Amartha pada 2731 Oktober 2025. “Ada banyak inovasi dari Amartha yang bisa kami pelajari dan adaptasi di Bangladesh, terutama seputar digitalisasi pelayanan UMKM di daerah,” ujar Assistant Director Program BURO Bangladesh, Md. Shahinoor Islam Khan.

Sebelumnya, RAFI Microfinance Inc. mengunjungi kantor dan UMKM binaan Amartha di Jakarta, Solo, dan Yogyakarta pada 1920 Agustus 2025. “Kami ingin belajar dari keberhasilan Amartha dalam memanfaatkan teknologi untuk melayani pelaku UMKM ultra-mikro di wilayah perdesaan dalam skala besar,” ungkap President & CEO RAFI Microfinance Inc., Thomas Kocsis.

Sejak berdiri pada 2010, Amartha telah menyalurkan pembiayaan kepada lebih dari 3,3 juta perempuan pelaku UMKM melalui model pembiayaan berbasis komunitas serta sistem penilaian kredit berbasis kecerdasan buatan (AI). Sebagai perbandingan, RAFI Microfinance Inc. yang berdiri pada 1998 melayani lebih dari 650.000 mitra di Filipina, sementara BURO Bangladesh yang berdiri pada 1990 mencatat lebih dari 2 juta mitra.

Founder dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, menjelaskan bahwa digitalisasi menjadi kunci pertumbuhan perusahaan. “Skala dan pesatnya pertumbuhan Amartha dimungkinkan oleh proses digitalisasi yang kami dorong intensif sejak 2016. Ini bukti bahwa teknologi dapat merealisasi potensi UMKM perdesaan jika diaplikasikan dengan tepat,” ujarnya.

Saat ini, layanan Amartha telah berkembang mencakup pembiayaan, pembayaran digital, serta investasi mikro mulai dari Rp10.000, yang memungkinkan UMKM memperoleh pendapatan tambahan atau passive income. Layanan pembayaran digital juga menekan biaya transaksi dan mengurangi kebutuhan perjalanan fisik bagi pelaku usaha di desa.

Selain digitalisasi, BURO dan RAFI turut mempelajari strategi pelatihan SDM lapangan, manajemen risiko, dan perlindungan konsumen yang diterapkan Amartha sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem UMKM.

Taufan menegaskan komitmen Amartha dalam memperluas kolaborasi regional. “Amartha percaya bahwa berbagi pengetahuan adalah kunci mempercepat kemajuan UMKM di ASEAN. Kami berkomitmen melanjutkan kerja sama lintas negara untuk memperkuat ekonomi inklusif," katanya.

Sebagai lanjutan kolaborasi, Amartha akan kembali menggelar Asia Grassroots Forum pada Mei 2026, mempertemukan regulator, investor global, dan pemangku kepentingan untuk mendorong ekonomi akar rumput di Asia.