JAKARTA (IndoTelko) - Cisco mengumumkan peluncuran Cisco Unified Edge, sebuah platform komputasi terpadu untuk beban kerja AI terdistribusi. Mulai dari toko ritel hingga fasilitas layanan kesehatan dan lantai pabrik, Cisco Unified Edge menggabungkan komputasi, jaringan, penyimpanan, dan keamanan yang lebih dekat dengan data untuk mendukung inferensi AI real-time serta beban kerja agentik.
Langkah ini menjadi kunci dalam mewujudkan visi AI menjadi kenyataan, dengan menyediakan infrastruktur dasar yang dibutuhkan untuk mendukung baik beban kerja tradisional maupun AI.
Lebih dari setengah proyek uji coba AI saat ini terhambat akibat keterbatasan infrastruktur, sehingga menegaskan perlunya arsitektur jaringan terdesentralisasi yang baru. Edge kini menjadi garis batas baru AI, di mana diperkirakan 75% data perusahaan akan dibuat dan diproses tahun ini. Seiring dengan beban kerja AI yang beralih cepat dari pelatihan model terpusat ke ke inferensi real-time, pusat data tradisional mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan AI.
Agen-agen AI mengubah pola lalu lintas jaringan dari lonjakan yang terprediksi menjadi beban berintensitas tinggi dan terus-menerus, dengan kueri Agentic AI yang menghasilkan lalu lintas jaringan hingga 25 kali lebih besar dibandingkan chatbot. Daripada menarik data ke dan dari pusat data, beban kerja AI kini membutuhkan model serta infrastruktur yang lebih dekat tempat data dihasilkan dan keputusan dibuat.
Dikatakan President dan Chief Product Officer Cisco, Jeetu Patel, infrastruktur terkini tidak dapat memenuhi permintaan untuk menjalankan AI dalam skala besar. Seiring dengan semakin berkembangnya agen dan pengalaman AI, keduanya akan secara alami hadir lebih dekat ke lokasi interaksi pelanggan dan pengambilan keputusan — seperti kantor cabang, toko ritel, lantai pabrik, stadion, dan lainnya.
“Di sanalah komputasi seharusnya berada. Melalui Unified Edge, kami memudahkan penerapan AI di dunia nyata dengan sistem yang fleksibel, aman, serta mudah diimplementasikan, dioperasikan, dan ditingkatkan kapasitasnya seiring meningkatnya permintaan,” jelasnya.
Menurut Vice President dan General Manager dari Intel’s Network & Edge Group, Christina Rodriguez, kolaborasi Intel dan Cisco untuk Unified Edge menandai perubahan mendasar dalam cara kita memandang komputasi terdistribusi. Dengan menggabungkan inovasi silikon dari Intel dan keahlian Cisco di bidang jaringan dan komputasi, pihaknya tidak sekadar menghubungkan lokasi edge - juga memperluas kekuatan pusat data ke mana pun data perlu diproses.
“Prosesor Intel Xeon 6 SoC menyediakan fondasi yang fleksibel dan efisien yang dibutuhkan sistem edge untuk menangani beban kerja dengan throughput tinggi dan latensi rendah, sementara desain komputasi modular Cisco serta model operasi terpadu mempermudah dan meningkatkan keamanan dalam pengelolaan beban kerja AI,” ujarnya.
Cisco Unified Edge memungkinkan pemrosesan inferensi real-time dan beban kerja agentik dari edge (tepi) hingga core (inti), sehingga perusahaan-perusahaan dapat menerapkan dan mengelola AI dalam skala besar dengan penuh keyakinan. Platform ini dirancang untuk berkembang dan beradaptasi tanpa memerlukan pembaruan yang mengharuskan penggantian perangkat, sehingga melindungi investasi AI sekaligus mendukung berbagai jenis penggunaan dan layanan yang bahkan belum terbayangkan saat ini.
Diungkapkan Vice President dari US Solution Architecture di Verizon, Lee Field, pentingnya teknologi Edge kini terlihat lebih jelas dari sebelumnya. Penerapan awal AI di Edge memberikan keunggulan kompetitif yang mampu mentransformasi seluruh industri. Berdiam diri di pinggir lapangan bukanlah pilihan lagi.
“Dengan laju perkembangan AI dan teknologi yang begitu cepat, masa depan tetap sulit diprediksi. Karena itu, membangun fleksibilitas dalam platform Edge yang tahan terhadap perubahan di masa depan menjadi hal yang sangat penting. Verizon dan Cisco memiliki visi yang sama dalam hal inovasi, dan kami menjalankan tujuan ini dengan berfokus pada kesederhanaan, keandalan, dan konsistensi,” katanya.
Pun Chairman dan CEO dari Rockwell Automation, Blake Moret, untuk memaksimalkan manfaat produktivitas AI di lingkungan manufaktur, menghubungkan bagian-bagian yang terautomasi menjadi hal yang sangat penting. Menghubungkan beberapa lini produksi dalam satu pabrik, lalu menghubungkan beberapa pabrik dapat menghasilkan data dalam jumlah petabyte.
“Beberapa aplikasi memang sebaiknya tetap dikirim kembali ke pusat data; hal itu akan terus dilakukan. Namun, keputusan lainnya perlu diambil secara real-time di edge, terutama di lantai produksi. Komputasi edge memerlukan pendekatan platform terintegrasi di mana komputasi, jaringan, dan tentu saja keamanan, semuanya terintegrasi. Jaringan edge yang berkinerja tinggi dan aman merupakan hal yang benar-benar esensial,” terangnya.
Ditambahkan SVP dari Global Solutions dan Architecture di World Wide Technology, Brian Ortbals, seiring dengan pergeseran pemrosesan AI dan data dari pusat data terpusat ke edge di lokasi (on-premises), para pelanggan kami memerlukan solusi yang mampu menghadirkan kelincahan dan keamanan langsung di sumbernya. Dengan Cisco Unified Edge, ia dapat memperluas infrastruktur cloud dan AI yang kuat serta aman ke mana pun data dihasilkan, memberdayakan pelanggan dan model mereka untuk melakukan inferensi di edge sehingga dapat mengambil keputusan lebih cepat dari sebelumnya.
“Menawarkan solusi ini tidak hanya memperkuat hubungan kami dengan pelanggan, tetapi juga menempatkan kami di garis depan dalam adopsi teknologi yang siap untuk masa depan,” katanya.
Cisco bekerja sama secara erat dengan para pelanggan di sektor ritel, manufaktur, layanan keuangan, dan kesehatan untuk bersama-sama merancang platform yang mencerminkan kompleksitas serta keterbatasan dunia nyata. Hal ini berarti mendukung baik beban kerja tradisional saat ini maupun beban kerja AI yang ambisius di masa depan. Perusahaan-perusahan masih perlu mengelola realitas terkini (seperti aplikasi real-time yang dapat ditangani oleh CPU) sambil mewujudkan visi masa depan (beban kerja AI yang intensif berbasis GPU). Masukan dari mereka secara langsung membentuk berbagai aspek, mulai dari arsitektur sistem hingga cara platform ini diterapkan, diamankan, dan dikelola dalam skala besar. Mulai dari menjalankan beban kerja AI di lantai pabrik hingga menghadirkan layanan digital yang aman di cabang bank, platform ini mendukung pengambilan keputusan secara real-time di tempat yang paling penting.
Diungkapkan Principal Analyst di theCUBE Research, Bob Laliberte, kekuatan sejati AI akan terungkap ketika kita dapat memindahkan proses inferensi dan analisis lebih dekat ke sumber data, sehingga menjadikan edge sebagai garis depan baru bagi gelombang AI berikutnya.
“Agentic AI dan AI Fisik akan memerlukan komputasi di edge untuk menangani peningkatan besar dalam lalu lintas jaringan dan analisis secara real-time. Cisco Unified Edge menyederhanakan adopsi dan operasional bagi perusahaan-perusahaan yang selama ini menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan AI untuk memberikan dampak bisnis yang nyata,” ujarnya. (mas)