JAKARTA (IndoTelko) - Perum Perumnas terus menegaskan komitmennya dalam menghadirkan hunian yang berkualitas, layak, dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Sebagai bagian dari langkah strategis tersebut, Perumnas menggelar Rapat Penjelasan Penawaran Kerja Sama Strategis bersama sejumlah calon mitra untuk proyek Rumah Susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kawasan Samesta Alonia Kemayoran, beberapa waktu lalu.
Hadir dalam kegiatan ini berbagai jajaran Perum Perumnas mulai dari Direktur Manajemen Risiko dan Legal Nixon Sitorus, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Rachmana Ajie Tambunan, Pimpinan Proyek Samesta Alonia Kemayoran Nurhalim Satria Wardana, hingga Kepala Departemen Pengembangan Bisnis Muhammad Hidayat Isa, serta diikuti oleh tujuh calon mitra strategis yang terdiri dari perusahaan BUMN dan swasta, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Keikutsertaan berbagai tersebut menunjukkan antusiasme tinggi terhadap inisiatif kolaboratif Perumnas dalam memperkuat ekosistem penyediaan hunian rakyat.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari proses penawaran kerja sama yang sebelumnya telah diumumkan secara publik sebagai upaya memperluas sinergi mewujudkan hunian berkualitas dan terjangkau melalui proyek Samesta Alonia Kemayoran.
Perumnas memaparkan secara menyeluruh mekanisme kerja sama, profil proyek, konsep kawasan, hingga rencana pengembangan jangka panjang yang menempatkan Samesta Alonia Kemayoran sebagai proyek hunian vertikal strategis di jantung kota Jakarta. Proyek ini dirancang untuk menjadi hunian terjangkau yang tetap mengedepankan kualitas bangunan, efisiensi ruang, dan keberlanjutan lingkungan.
Acara ini dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke lokasi lahan proyek seluas 0,37 hektar, di mana para calon mitra diajak meninjau langsung potensi pengembangan rumah susun Alonia. Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk melihat secara konkret lokasi dan nilai strategis proyek yang berada di kawasan premium Kemayoran, area yang memiliki aksesibilitas tinggi terhadap jaringan transportasi publik dan fasilitas kota.
Nixon menjelaskan, kegiatan ini merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam membuka ruang kolaborasi lintas sektor, guna mempercepat penyediaan hunian layak dan terjangkau bagi masyarakat.
“Perumnas percaya bahwa kolaborasi adalah kunci keberhasilan dalam mewujudkan misi besar penyediaan hunian rakyat. Melalui kerja sama strategis seperti ini, kami ingin memastikan bahwa pembangunan perumahan rakyat dapat berlangsung secara berkelanjutan, inklusif, dan berdampak nyata termasuk bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pengembangan Samesta Alonia Kemayoran juga merupakan bagian dari peran aktif Perumnas dalam mendukung Program 3 Juta Rumah, yang bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap hunian yang layak di seluruh Indonesia.
“Kami tidak hanya membangun tempat tinggal, tetapi juga berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas hidup, produktivitas, dan rasa kebersamaan antarwarga. Melalui pendekatan yang kolaboratif, kami yakin upaya ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap program 3 Juta Rumah”, tambahnya.
Proyek Samesta Alonia Kemayoran sendiri dirancang dengan konsep integrated living, yang menggabungkan fungsi hunian, ruang publik, dan fasilitas pendukung gaya hidup modern. Dengan memanfaatkan lahan secara efisien dan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan, proyek ini diharapkan menjadi ikon hunian vertikal terjangkau di kawasan perkotaan premium, sekaligus model pengembangan rumah susun yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat urban.
Kegiatan ini menegaskan posisi Perumnas sebagai katalisator pembangunan perumahan rakyat di Indonesia. Perumnas senantiasa berupaya memperluas jaringan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari BUMN, swasta nasional, hingga investor internasional, untuk memperkuat sinergi dalam penyediaan hunian yang berkualitas, terjangkau dan berkelanjutan.
Menurut Nixon, melalui kolaborasi yang terbuka dan saling menguatkan, ia berharap proyek Samesta Alonia Kemayoran dapat menjadi contoh nyata bagaimana hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah bisa diwujudkan di kawasan strategis dengan kualitas yang unggul. (mas)