JAKARTA (IndoTelko) PT Prosperita Sistem Indonesia resmi meluncurkan CSIRTradar, platform intelijen ancaman siber (Cyber Threat Intelligence) yang dirancang khusus untuk membantu tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di korporasi mendeteksi kebocoran data di Dark Web dan menerima peringatan dini atas kerentanan (vulnerability) siber terbaru.
Langkah ini datang di tengah meningkatnya ancaman kebocoran data di Indonesia. Laporan terbaru mencatat 56,1 juta data exposure dari 461 entitas nasional sepanjang 2024, dengan dominasi sektor administrasi pemerintahan (58,34%), diikuti lainnya (30,14%), keuangan (3,58%), dan TIK (2,73%). Data tersebut menunjukkan urgensi penguatan sistem deteksi dan respons keamanan di lingkungan korporasi.
Menurut Founder CSIRTradar, Yudhi Kukuh, platform ini dikembangkan untuk menjawab kebutuhan strategis di ekosistem keamanan siber nasional.
“CSIRTradar hadir untuk memberi tim CSIRT kemampuan melihat ancaman sebelum dieksploitasi. Dengan Dark Web monitoring proaktif dan vulnerability alert akurat, kami membantu organisasi beralih dari respons reaktif menjadi tindakan preventif yang terukur,” ujarnya.
Platform CSIRTradar yang tersedia dalam model berlangganan ini menggabungkan dua fitur utama:
• Dark Web Monitoring, yang memantau secara real-time kebocoran kredensial login, data pribadi, domain perusahaan, serta aktivitas mencurigakan di forum darknet dan marketplace ilegal. Sistemnya mampu mendeteksi indikator ancaman seperti infostealer log, company breach, serta kebocoran email akibat phishing atau kelalaian internal.
• Vulnerability Alert, yang memberikan notifikasi otomatis ketika ditemukan celah keamanan baru dalam basis data Common Vulnerabilities and Exposures (CVE) dan Open Source Vulnerabilities (OSV). Sistem akan mengelompokkan kerentanan berdasarkan vendor, produk, serta skor tingkat keparahan CVSS, lengkap dengan rekomendasi mitigasi.
Integrasi melalui email dan webhook memungkinkan tim keamanan menerima peringatan real-time dan mengotomatiskan alur respons. Selain itu, CSIRTradar menyediakan konsol web terpusat yang menampilkan laporan lengkap berisi kredensial bocor, sumber kebocoran, jenis malware, serta rekomendasi tindakan, yang dapat diunduh untuk pelaporan manajerial.
Yudhi menegaskan, solusi lokal seperti CSIRTradar berperan penting memperkuat kemandirian siber nasional.
“Fokus kami bukan hanya mendeteksi, tetapi juga memberi visibilitas penuh agar organisasi dapat bertindak cepat dan efektif. Dengan memantau sisi tersembunyi internet dan sistem internal secara bersamaan, perusahaan bisa mencegah penyalahgunaan dan menjaga reputasi digitalnya,” katanya.
Peluncuran CSIRTradar menandai langkah baru bagi industri keamanan siber Indonesia yang semakin membutuhkan mekanisme deteksi dini dan respon insiden berbasis intelijen ancaman. Platform ini diharapkan membantu korporasi menjaga kepatuhan terhadap regulasi, memahami peta ancaman terkini, serta memperkuat prioritas penanganan berdasarkan tingkat risiko.(wn)