Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko
JAKARTA (IndoTelko)— PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) akan melakukan pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai maksimal Rp1 triliun.
Keputusan itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Rabu (17/9).
Masa pelaksanaan buyback ditetapkan berlaku paling lama 12 bulan sejak keputusan rapat disahkan. Manajemen menyebut langkah ini merupakan bagian dari strategi memperkuat fundamental perseroan sekaligus memberikan nilai tambah jangka panjang bagi investor.
“Buyback saham ini merupakan wujud komitmen Perseroan dalam upaya memberikan nilai jangka panjang yang optimal bagi investor,” ujar Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, dalam keterangan resmi.
Selain menyetujui buyback, RUPSLB juga memutuskan penyegaran jajaran dewan komisaris dengan menunjuk Ibnu Sulistyo Riza Pradipto sebagai Komisaris Independen. Susunan terbaru Dewan Komisaris Mitratel adalah:
• Komisaris Utama: Fadli Tri Hartono
• Komisaris Independen: Gunawan Susanto
• Komisaris Independen: Ibnu Sulistyo Riza Pradipto
• Komisaris: Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka
• Komisaris: Mira Tayyiba
• Komisaris: Faisal Amir Masduki
Theodorus menambahkan, keputusan strategis tersebut juga menjadi momentum untuk menegaskan pencapaian Mitratel dalam beberapa tahun terakhir. Perseroan kini mengelola lebih dari 39 ribu menara telekomunikasi di seluruh Indonesia, menjadikannya perusahaan dengan portofolio menara terbesar di Asia Tenggara.
Selain memperkuat struktur keuangan, Mitratel juga menegaskan komitmen pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Perseroan mengembangkan green tower berbasis energi terbarukan, mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi menara, serta meningkatkan praktik transparansi dan manajemen risiko sesuai standar internasional.
Mitratel optimistis kombinasi kinerja bisnis yang solid, dukungan pemegang saham, serta komitmen ESG akan memperkuat posisinya sebagai pemimpin infrastruktur telekomunikasi di Indonesia sekaligus membuka peluang ekspansi regional.(wn)