Chief AI Officer dongkrak ROI AI perusahaan hingga 36%

JAKARTA (IndoTelko) — Perusahaan yang menunjuk Chief AI Officer (CAIO) berpotensi meraih return on investment (ROI) hingga 36% lebih tinggi dari inisiatif kecerdasan buatan (AI), menurut studi terbaru IBM Institute for Business Value (IBV).

Laporan berjudul Chief AI Officer Report 2025 ini menyoroti Asia Pasifik sebagai kawasan terdepan dalam adopsi peran CAIO, meski angka penunjukannya masih relatif rendah. Secara global, baru 26% organisasi yang memiliki CAIO, dengan Asia Pasifik di angka 27%, dan Indonesia lebih rendah lagi di 17%.

“Dengan semakin banyak perusahaan Indonesia mempertimbangkan manfaat Kecerdasan Buatan dalam organisasi mereka, memiliki Chief AI Officer (CAIO) dapat membantu fokus pada pengembalian investasi teknologi baru ini untuk model bisnis mereka,” ujar Managing Partner, IBM Consulting Indonesia Juvanus Tjandra.

Ia menambahkan, CAIO dapat menggerakkan perusahaan menuju hasil yang terukur dan dapat diskalakan, mendorong efisiensi biaya, serta membuka peluang peningkatan keterampilan karyawan. “AI adalah alat yang akan memberdayakan semua pemangku kepentingan untuk masa depan yang lebih efisien,” katanya.

Studi IBM juga menunjukkan paradoks dalam pengukuran AI. Sebanyak 89% CAIO di Indonesia mengakui organisasi berisiko tertinggal tanpa metrik dampak yang jelas, namun 72% tetap memulai proyek AI meski hasilnya belum sepenuhnya dapat diukur.

Dukungan pimpinan terhadap CAIO di Indonesia cukup kuat. 83% CAIO melaporkan mendapat dukungan CEO, sementara tingkat dukungan C-suite juga mencapai 83%, di atas rata-rata global 79%. Setengah dari posisi CAIO di Indonesia bahkan ditunjuk dari internal organisasi.

Meski demikian, tingkat adopsi AI di Indonesia masih terbatas. 67% organisasi disebut masih berada pada tahap pilot, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global 60%.

Secara global, studi ini melibatkan lebih dari 600 CAIO atau setara di 21 industri dan 22 negara. Hasilnya menegaskan bahwa keberadaan CAIO semakin penting untuk mengarahkan strategi AI, mengelola implementasi, serta memastikan organisasi memperoleh manfaat nyata dari investasi teknologi tersebut.(ak)