JAKARTA (IndoTelko) - Perusahaan telekomunikasi global terkemuka, Ericsson bersama Qualcomm, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), serta Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi), resmi meluncurkan edisi kedua Hackathon: Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G and AI.
Kompetisi berbasis inovasi ini bertujuan untuk menumbuhkan talenta digital dengan mengundang startup dan tim akademisi dari seluruh Indonesia untuk mempresentasikan ide terbaik mereka dalam mempercepat transformasi digital Indonesia melalui kekuatan 5G dan AI.
Sepanjang kompetisi, Kemenperin akan memainkan peran penting dalam menjembatani para inovator dengan pelaku industri, sehingga menciptakan manfaat bersama yang pada akhirnya berkontribusi dalam mendorong percepatan transformasi digital di sektor industri.
Hackathon ini bertujuan mendukung proyeksi Indonesia untuk masuk jajaran lima besar ekonomi dunia berdasarkan PDB pada 2045. Melalui inovasi yang berfokus pada sektor-sektor pertumbuhan tinggi di Indonesia, pemanfaatan 5G dan AI akan mendorong penguatan ekonomi digital, salah satu dari tiga prioritas utama dalam Visi Indonesia Digital 2045.
Hackathon tahun ini hadir dengan jangkauan lebih luas dan melibatkan lebih banyak peserta, berfokus pada spektrum industri yang lebih beragam, serta bekerja sama dengan lebih banyak mitra global maupun Indonesia. Para peserta ditantang untuk menghadirkan solusi berbasis 5G dan AI bagi sektor manufaktur, pertambangan, pertanian, dan perdagangan.
Sepanjang kompetisi, peserta tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung bekerja menggunakan teknologi mutakhir, tetapi juga bimbingan dari para pakar industri global.
Pendaftaran dibuka hingga 17 Oktober 2025, dan para pemenang akan diumumkan di dalam sebuah acara yang akan digelar di 14 November 2025, dengan total hadiah senilai Rp190 juta.
President Director of Ericsson Indonesia, Singapore, Philippines, and Brunei, Daniel Ode mengungkapkan, sebagai pemimpin global di bidang 5G, Ericsson berkomitmen penuh untuk mempercepat transformasi digital Indonesia. Kapabilitas 5G yang andal, aman, dan tangguh membuka peluang penerapan AI dalam skala besar.
"Karena itu, pada edisi kedua Hackathon ini kami memperluas cakupan dengan memberdayakan talenta lokal, startup, dan pengembang untuk menghadirkan solusi nyata berbasis 5G dan AI yang mendorong inovasi lintas industri. Melalui kolaborasi dengan pemerintah, industri, dan para mitra, kami optimistis dapat bersama-sama mewujudkan visi Indonesia Digital 2045,” ujarnya.
Sementara, Senior Director of Government Affairs for Southeast Asia and Pacific at Qualcomm International Inc., Nies Purwati menambahkan, Hackathon 2025 mencerminkan komitmen Qualcomm dalam menghadirkan inovasi, kreativitas, dan produktivitas melalui teknologi wireless communication demi peningkatan kualitas hidup. Qualcomm terus mencari solusi AI yang canggih dan terbaik.
"Kami percaya AI memegang peran transformatif di hampir setiap industri, mengubah cara bisnis beroperasi, mengambil keputusan, dan menciptakan manfaat lebih,” jelasnya.
Ditambahkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Drs. Masrokhan, MPA., CGCAE mengatakan, pihaknya senang dapat bermitra dengan Ericsson dan Qualcomm dalam menyelenggarakan Hackathon tahun ini setelah sukses dengan Hackathon 2024 lalu, karena inisiatif ini sejalan erat dengan agenda Making Indonesia 4.0 untuk mempercepat transformasi industri nasional.
"Melalui ajang ini, kami menyediakan kesempatan kompetisi sehat bagi para generasi muda yang harapannya dapat memacu mereka untuk bereksperimen, berkolaborasi lintas disiplin, dan menghasilkan prototipe sebagai solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sektor industri, khususnya industri manufaktur di Indonesia,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Sonny Hendra Sudaryana menekankan, Indonesia diproyeksikan akan membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada tahun 2030, dan kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi hanya melalui pendidikan formal. "Inisiatif seperti Hackathon ini krusial dalam memperkuat pipeline talenta digital nasional. Selain itu, inovasi 5G dan AI yang lahir dari Hackathon 2025 siap diimplementasikan di dunia nyata, sejalan dengan prioritas nasional untuk mempercepat transformasi digital,” ujarnya. (mas)