Telkom percepat bisnis kabel optik dengan spin off Infranexia

JAKARTA (IndoTelko)— PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menegaskan fokus strategis pada pengembangan bisnis fiber optik dengan mematangkan rencana pemisahan (spin-off) unit fiber ke PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia yang beroperasi secara komersial sebagai Infranexia.

Perusahaan menilai langkah ini penting untuk meningkatkan utilisasi aset dan membuka ruang monetisasi jaringan fiber skala besar.

Wakil Direktur Utama Telkom, Mohammad Awaluddin, mengatakan perseroan telah melakukan serangkaian persiapan struktural, identitas komersial, serta pengamanan finansial dan tata kelola untuk menjadikan spin-off sebagai “Cerita baik bagi investor jangka panjang,” katanya.

Awaluddin menargetkan tahap pertama spin off dapat rampung pada akhir 2025 setelah mendapat persetujuan pemegang saham.

Nilai unit bisnis fiber yang akan dipisah disebut mencapai Rp150 triliun, dan sekitar 50 persen aset infrastruktur Telkom, meliputi akses, aggregation, backbone, serta aset pendukung, direncanakan dialihkan ke Infranexia atau entitas Telkominfra Group.

Manuver korporasi ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan portofolio infrastruktur dan mempercepat ekspansi layanan broadband.

Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, menambahkan bahwa tingkat utilisasi jaringan fiber Infranexia saat ini masih relatif rendah, sekitar 40%, sehingga terdapat ruang besar untuk pertumbuhan komersial.

“Infranexia bukan hanya sebagai aset infrastruktur, tetapi sebagai platform pertumbuhan yang memainkan peran vital dalam fiberisasi Indonesia,” kata Seno.

Analis pasar menyebut spin-off infrastruktur fiber kerap dipilih operator global untuk meningkatkan transparansi nilai aset dan menarik investor infrastruktur. Bagi Telkom, pemisahan ini juga dipandang dapat mempercepat penetrasi fiber ke wilayah dengan kebutuhan bandwidth tinggi sekaligus mendukung program nasional digitalisasi.(ak)