Triasmitra perkuat infrastruktur digital via IRU dengan Remala Abadi

JAKARTA (IndoTelko) - PT Ketrosden Triasmitra, Tbk(IDX: KETR) melalui anak perusahaannya PT Jejaring Mitra Persada (JMP) kemarin (08/09) menandatangani perjanjian kerjasama strategis dengan PT Remala Abadi, TBK. (IDX: DATA). Kesepakatan ini meliputi penyediaan akses Indefeasible Right of Use (IRU) untuk lima backbone telekomunikasi yang sangat strategis.

Penandatanganan kerjasama yang dilakukan oleh Dani Samsul Ependi, Direktur Utama PT Jejaring Mitra Persada, bersama Agus Setiono, Direktur Utama PT Remala Abadi, Tbk mencakup IRU untuk empat backbone yang sudah eksisting yaitu Kabel Darat (Inland) Ultimate Java Backbone (UJB), Sistem Komunikasi Kabel Laut Jakarta Surabaya (SKKL Jayabaya), SKKL Anyer Kalianda, dan Inland Cable SDCS (Surabaya Denpasar Cable System) serta satu backbone yang sedang persiapan dibangun yaitu SKKL Rising 8 Segmen Jakarta Batam.

SKKL Rising 8 ini akan dibangun oleh JMP Bersama dengan mitra strategisnya yaitu PT Mora Telematika Indonesia, Tbk (IDX: MORA). Kelima infrastruktur backbone ini seluruhnya merupakan aset strategis sebagai bagian dari ekosistem infrastruktur telekomunikasi nasional. Di samping itu, terdapat rencana pembelian kabel backbone selanjutnya oleh Remala yaitu SKKL Batam Singapore (MIC-2) yang saat ini sedang dalam tahap finalisasi.

Menurut Direktur Utama PT Ketrosden Triasmitra, Tbk., Titus Dondi Patria, pihaknya menyambut baik kerjasama IRU ini, karena dengan demikian semakin banyak system komunikasi baik di laut dan di darat yang terutilisasi secara maksimal oleh para operator yang pada kali ini oleh PT Remala Abadi Tbk. "Kami sangat berharap dengan kerjasama ini pelayanan internet kepada para pelanggan PT Remala Abadi Tbk semakin baik dan maksimal yang pada akhirnya akan membuat telekomunikasi di Indonesia semakin maju,” katanya.

Sementara Dani Samsul Ependi mengungkapkan, jaringan Backbone yang akan dimanfaatkan oleh Remala Abadi mempunyai banyak kelebihan. UJB adalah Jalur Backbone yang melewati jalur utama yang menghubungkan hampir seluruh kota - kota besar di Pulau Jawa dari Jakarta Surabaya. UJB juga dirancang dengan topologi jaringan yang sudah terproteksi (Ring Route) untuk keandalan performance jaringan. Sementara, untuk SKKL Jayabaya(Jakarta Surabaya) menghubungkan empat kota besar di Pulau Jawa yaitu Jakarta, Cirebon, Kendal, dan Gresik dengan panjangkabel laut sepanjang 881 km dan kapasitas sebesar 8 Tera Bit per second per fiber pair. SKKL Jayabaya ini merupakan kabel laut yang dapat berperan sebagai backup untuk kabel inland yang ada di pulau Jawa. Sedangkan SKKL Anyer Kalianda menghubungkan jaringan backbone di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, sepanjang 66,1 km dengan kapasitas maksimal 15 Tera Bit per second per fiber pair.

"Selanjutnya, backbone kabel darat SDCS (Surabaya Denpasar Cable System) menghubungkan Surabaya hingga Denpasar. Kabel ini memiliki panjang 492 km yang menghubungkan kota Surabaya sampai Muncar di ujung Pulau Jawa, dilanjutkan kota Negara sampai Denpasar di Pulau Bali, dengan kapasitas maksimal 10 Tera Bit per second per fiber pair.Yang terakhir, SKKL Rising 8 Segmen Jakarta Batam akan menggunakan teknologi ASN repeater A5 terbaru yang bisa memiliki kapasitas minimal sampai dengan 25 Tera Bit per second per fiber pair. SKKL ini juga menggunakan menggunakan cabble G.654.C dengan attenuasi yang rendah (0.168db/km)," jelasnya.

Kesepakatan ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk terus mengembangkan bisnis di sektor infrastruktur dan teknologi. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di industri telekomunikasi, KETR lewat JMP menjadi salah satu pemain kunci penyedia infrastruktur backbone di Indonesia.

Kolaborasi dengan Remala diharapkan dapat menciptakan sinergi positif dalam mendukung program pemerintah untuk percepatan transformasi digital, sekaligus meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kesiapan Kapal Penggelar Kabel Bawah Laut (CLV) Bentang Bahari

Di kesempatan tersebut, Titus juga menyampaikan, untuk penggelaran SKKL Rising 8 Segmen Jakarta-Batam akan menggunakan kapal berbendera Indonesia yaitu Cable Laying Vessel (CLV) Bentang Bahari yang dimiliki oleh PT KetrosdenTriasmitra, Tbk. Saat ini Kapal Bentang Bahari telah selesai dilakukan konversi dan siap melakukan pelayaran perdananya untuk menggelar SKKL Rising 8 Segmen Jakarta-Batam.

“Bentang Bahari menjadi bukti bahwa Indonesia bukan hanya konsumen teknologi, tapi menjadi pemain utama di industri telekomunikasi bawah laut. Kapal ini akan menggelar kabel untuk menyambung koneksi pulau-pulau, memperkuat ekonomi digital, dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional,” tegasnya.

Ia menambahkan, dengan panjang 94,65 meter dan kapasitas angkut kabel hingga 2.400 ton, Bentang Bahari dibekali teknologi Dynamic Positioning Class 2 (DP2) yang memungkinkannya bertahan di titik koordinat yang sama dengan sangat presisi, meskipun dalam kondisi diterpa gelombang dan arus air yang kuat. "Kapal ini memiliki peralatan tercanggih seperti A-Frame, Plough, Linear Cable Engine, dan Remotely Operated Vehicle (ROV), menempatkannya di jajaran kapal penggelar kabel laut paling modern di Asia Tenggara. Kapal ini dirancangg untuk beroperasi di berbagai kondisi perairan, mulai dari laut dangkal sampai samudera lepas, ” katanya.

Selain memperkuat infrastruktur domestik, Bentang Bahari siap menggarap proyek kabel laut internasional, memperkuat posisi Indonesia sebagai hub digital Asia Pasifik yang strategis.

Dengan pengoperasian Bentang Bahari, PT Ketrosden Triasmitra, Tbk kini memegang kendali penuh atas seluruh siklus proyek kabel bawah laut — mulai dari survei, penggelaran, pemeliharaan, hingga perbaikan — tanpa ketergantungan pada armada asing, memastikan keberlanjutan dan keamanan jaringan digital Indonesia.(mas)