AI dorong ledakan akuisisi global

JAKARTA (IndoTelko) Aktivitas merger dan akuisisi (M&A) teknologi global tetap stabil pada paruh pertama 2025, namun nilainya meningkat tajam, terutama didorong oleh lonjakan akuisisi di sektor kecerdasan buatan (AI).

Laporan terbaru CB Insights: State of Tech Exits H1 2025 mencatat sebanyak 192 akuisisi AI terjadi pada kuartal II, jumlah tertinggi sepanjang sejarah, sehingga AI kini menyumbang 7,5% dari seluruh M&A teknologi global.

Tren tersebut dinilai membuka peluang besar bagi kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang tengah mengembangkan ekosistem ekonomi digital bernilai lebih dari US$125 miliar pada 2025.

“Lonjakan akuisisi AI mencerminkan pergeseran global menuju teknologi berbasis data dan otomatisasi. Startup di Indonesia dan ASEAN berpotensi besar masuk radar investor global, baik sebagai target akuisisi maupun mitra strategis,” tulis laporan CB Insights.

Selain AI, laporan itu juga menyoroti kebangkitan pasar IPO di paruh kedua 2025. Suksesnya IPO Figma dengan valuasi mencapai US$39 miliar serta Bullish yang menggalang US$1,1 miliar memberi sinyal kembalinya minat pasar publik terhadap perusahaan teknologi.

Meski begitu, pasar swasta tetap dominan dalam menyediakan jalur keluar (exit) bagi startup. Alternatif seperti akuisisi minoritas besar, roll-ups, hingga reverse acqui-hires semakin populer, menawarkan opsi likuiditas di luar IPO tradisional. Model exit semacam ini dinilai relevan bagi ekosistem startup Indonesia yang pasar modalnya masih dalam tahap berkembang.

ASEAN sendiri diproyeksikan menambah hingga US$1 triliun ke PDB regional melalui ekonomi digital. Pemerintah Indonesia juga tengah mendorong investasi di sektor strategis seperti semikonduktor, satelit, hingga layanan cloud untuk memperkuat daya saing industri digital domestik.

Dengan tren global yang kian bergeser ke arah AI dan model exit alternatif, para pelaku startup di Indonesia dan ASEAN dituntut mempersiapkan strategi pembiayaan dan ekspansi yang lebih fleksibel. Bagi investor, kawasan ini menawarkan kombinasi menarik: basis pengguna digital terbesar di Asia Tenggara, dukungan regulasi, serta peluang integrasi ke dalam rantai nilai teknologi global.(ak)