Peran Gen Z dalam membentuk lanskap media Indonesia

JAKARTA (IndoTelko) - Dari streaming hingga interaksi tak henti di media sosial, konsumen Indonesia kini meracik pola konsumsi media yang semakin personal, dimana perubahan ini didorong oleh Gen Z.

Laporan terbaru YouGov Indonesia Media Consumption Report 2025, kebiasaan konsumsi media masyarakat Indonesia tidak lagi ditentukan oleh satu platform dominan, melainkan oleh pengalaman lintas format yang fleksibel, dari layar, audio, dan juga interaktif.

Berdasarkan survei nasional yang melibatkan lebih dari 1.000 responden Indonesia, laporan ini menggali bagaimana generasi berbeda berinteraksi dengan TV, radio, podcast, dan media sosial serta memberikan gambaran mendalam bagi para pelaku industri tentang masyarakat yang semakin terhubung, dan juga semakin selektif dalam memilih informasi.

Menurut General Manager YouGov Indonesia & India, Edward Hutasoit, di lanskap media yang semakin terpecah, konsumsi media adalah pengalaman yang aktif, emosional, dan sangat dipengaruhi generasi.

“Bagi kreator, platform, brand, institusi maupun pembuat kebijakan, memahami kapan, di mana, dan mengapa masyarakat Indonesia berinteraksi dengan media menjadi kunci untuk membangun koneksi yang relevan dengan target audiens. Kami berharap laporan ini dapat memberikan wawasan lebih mengenai pola pikir media yang tengah berkembang di Indonesia,” jelasnya.

Berikut temuan utama dalam laporan YouGov :

1. Gen Z lebih banyak online, dengan ritme konsumsi media sendiri

2. TV tetap relevan—khususnya bagi generasi lebih tua yang mencari hal familiar

3. Audio semakin personal, penuh tujuan—dan berbeda antar generasi

4. Media sosial jadi wadah eksplorasi, keputusan, hingga belanja—terutama bagi Gen Z dan perempuan

Temuan YouGov menunjukkan media di Indonesia kini lebih ditentukan oleh konteks, bukan hanya kanal. Baik mendengarkan radio dalam perjalanan, atau podcast sebelum tidur, masyarakat Indonesia menggunakan media untuk membentuk kehidupan emosional maupun praktis—dengan cara yang berbeda di tiap tahap kehidupan.

Edward menambahkan, dari perubahan preferensi platform hingga meningkatnya perilaku multi-screen, kami melihat sinyal yang jelas tentang arah audiens ke depan. "Tantangan sekaligus peluangnya adalah bagaimana menerjemahkan wawasan ini menjadi strategi konten yang lebih cerdas, kampanye yang lebih relevan, serta pengalaman digital yang lebih inklusif,” katanya. (mas)