Nilai dan harga jadi prioritas bagi konsumen Indonesia yang makin cermat belanja

JAKARTA (IndoTelko) - Konsumen Indonesia kini semakin cermat dan selektif dalam berbelanja kebutuhan sehari-hari. Laporan terbaru YouGov menunjukkan, meski perilaku ini sejalan dengan tren di Asia Pasifik, pembeli di Indonesia punya ciri khas tersendiri: lebih mengutamakan kebersihan dan kerapian toko, variasi produk, serta cenderung memilih minimarket dibandingkan supermarket besar.

Riset berjudul “The Rise of Value Shoppers: APAC Grocery Retail 2025” membandingkan kebiasaan belanja masyarakat di Indonesia, Singapura, Hong Kong, Australia, dan Thailand. Menurut laporan ini, kenaikan harga membuat konsumen di semua pasar semakin fokus pada nilai, namun di Indonesia perilaku ini berpadu dengan kebiasaan belanja yang praktis dan lokasi yang mudah dijangkau.

Menurut General Manager YouGov Indonesia & Indi, Edward Hutasoit, konsumen Indonesia semakin aktif memanfaatkan kanal digital untuk berbelanja kebutuhan pokok dan sehari-hari, mengikuti arah perkembangan di kawasan Asia Pasifik. "Mereka semakin cerdas, terhubung secara digital, dan terus membandingkan harga. Oleh karena itu, pelaku usaha harus selalu memperjuangkan loyalitas konsumen,” ujarnya.

Konsumen Indonesia memanfaatkan berbagai alat digital untuk berhemat, diantaranya :

Saat harga naik, konsumen Indonesia paling banyak mengurangi pembelian:

Pola ini mencerminkan cara konsumen mengambil keputusan secara praktis, mengurangi belanja pada kategori non-esensial, lalu segera mengalihkan anggaran ke kebutuhan utama.

Faktor emosional juga mempengaruhi perilaku belanja. Sebanyak 45% konsumen Indonesia merasa bersalah ketika membeli camilan atau makanan ringan yang tidak direncanakan, sejalan dengan tren di Asia Pasifik.

Harga tetap jadi pertimbangan utama nomor satu (59%), namun konsumen Indonesia juga mementingkan variasi produk (46%) dan kebersihan/tata letak toko (32%).

Minimarket menjadi pilihan utama (26%), diikuti toko kelontong (21%) dan pasar tradisional (18%). Selain itu, 65% responden Indonesia menganggap belanja kebutuhan sehari-hari sebagai aktivitas keluarga, membuka peluang untuk strategi promosi yang menyasar kebersamaan. (mas)