Komdigi tawarkan skema PPP bangun PDN ke swasta

JAKARTA (IndoTelko) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan akan mengubah pendekatan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) dari skema eksklusif berbasis anggaran negara menjadi model bisnis berbasis kemitraan publik-swasta (public-private partnership/PPP).

Langkah ini menjadi bagian dari strategi mempercepat transformasi digital nasional sekaligus memperkuat daya saing Indonesia dalam ekosistem data dan kecerdasan buatan (AI).

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid usai menerima kunjungan Chairman Singapore Telecommunications Limited (Singtel), Lee Theng Kiat, belum lama ini.

“Sebelumnya, pembangunan PDN hanya dilakukan oleh pemerintah. Kini kami membuka peluang PPP sebagai pendekatan baru agar pembangunan pusat data menjadi lebih kolaboratif, efisien, dan kompetitif,” ujar Meutya.

Menurutnya, keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan PDN menjadi krusial, mengingat tingginya kebutuhan infrastruktur digital dan meningkatnya volume data nasional. Transformasi model bisnis ini juga dinilai sejalan dengan praktik global, di mana sektor swasta menjadi mitra strategis dalam membangun ekosistem data yang andal dan berkelanjutan.

Pertemuan Komdigi dan Singtel juga membahas potensi kerja sama strategis di sektor pusat data, pengembangan AI yang bertanggung jawab, serta konektivitas digital kawasan. Dalam konteks pengembangan AI, Meutya menilai Singapura sebagai salah satu negara rujukan dalam tata kelola teknologi cerdas.

“Kami melihat Singapura telah lebih dulu melangkah dalam tata kelola AI. Singtel sebagai pemain utama dari Singapura tentu menjadi mitra strategis yang dapat memperkuat pengembangan teknologi ini secara etis dan berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Meutya menekankan bahwa prioritas pemerintah saat ini adalah mempercepat akses digital di seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Ia menyebut target “zero blank spot” menjadi salah satu quick win Komdigi dalam waktu dekat.

“Kontribusi Telkom, Telkomsel, dan Singtel akan sangat penting untuk mempercepat pemerataan akses digital. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada wilayah yang tertinggal dalam peta transformasi digital nasional,” katanya.

Meutya menegaskan pentingnya membangun kekuatan kolektif digital di kawasan Asia Tenggara, terutama di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global.

“Tidak ada artinya kita kuat sendiri jika negara tetangga tidak siap. Kita butuh ekosistem digital kawasan yang tangguh. Singtel adalah salah satu mitra yang kami percaya mampu mendorong kolaborasi ini,” tegasnya.(ak)