Aquarev dorong modernisasi tambak udang via digitalisasi

JAKARTA (IndoTelko) Aquarev menawarkan solusi berbasis teknologi dan pendekatan komunitas guna meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan tambak udang.

Aquarev, sebuah perusahaan sosial berbasis teknologi, mendorong modernisasi tambak udang dengan memanfaatkan sistem pemantauan digital dan pelacakan hasil panen yang transparan. Dalam implementasinya, Aquarev berkolaborasi dengan Koltiva, perusahaan teknologi agrikultur yang telah berpengalaman membangun rantai pasok berbasis data.

“Model yang ditawarkan Aquarev berbasis pendekatan komunitas. Setiap kelompok petambak didampingi melalui sistem klaster dan mekanisme pembagian risiko (risk sharing), di mana tantangan budidaya dihadapi secara kolektif. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan peluang keberhasilan panen, tetapi juga memperkuat solidaritas serta tata kelola usaha yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujar Head of Partnerships Aquarev Retno Nuraini.

Dalam pelaksanaannya, Aquarev melakukan renovasi tambak, pendampingan teknis di lapangan, serta edukasi kepada petambak. Perusahaan ini juga aktif menjaga aspek keberlanjutan dengan merehabilitasi kawasan mangrove melalui penanaman bibit dan edukasi pentingnya ekosistem pesisir bagi keberlangsungan usaha tambak.

Program budidaya Aquarev telah menjangkau berbagai wilayah strategis seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Salah satu cerita sukses datang dari Pasangkayu, Sulawesi Barat. H. Siala dan putranya, Muchtar, yang tergabung dalam komunitas Aquarev, telah merasakan manfaat kemitraan ini.

“Saya belajar bahwa tambak udang bukan hanya soal teknis, tetapi soal membangun kepercayaan dan kerja sama erat dengan tim di lapangan,” ungkap Muchtar.

Tambak keluarga mereka kini tengah menjalani siklus panen pertama dan telah melakukan panen parsial sebanyak lima kali sejak April 2025. Produktivitas mencapai rata-rata 38,5 ton per hektare dan diproyeksikan menembus 43 ton hingga akhir Juli.

Dari sisi pemasaran, para petambak juga terbantu karena hasil panen mereka langsung terserap pasar dengan harga yang lebih kompetitif. Hal ini dimungkinkan berkat jaminan kualitas dan transparansi data yang didukung teknologi Aquarev.

Selain peningkatan produktivitas, Aquarev juga tengah mengembangkan sejumlah inisiatif untuk memperkuat keberlanjutan. Di antaranya adalah sertifikasi Aquaculture Stewardship Council (ASC), program Blue Carbon yang mengintegrasikan konservasi mangrove dengan tambak, serta studi pemanfaatan energi surya untuk menekan emisi karbon.

“Kami percaya bahwa keberhasilan tambak tidak cukup diukur dari produktivitas panen saja. Keberhasilan yang sesungguhnya adalah ketika para petambak bisa mandiri, lingkungan tetap terjaga, dan budidaya menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan bagi komunitas lokal,” tutup Retno.(ak)