JAKARTA (IndoTelko) Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan pentingnya kontribusi platform digital global seperti Google, Meta, dan YouTube terhadap keberlangsungan ekosistem media nasional.
Meutya mengingatkan agar raksasa teknologi tidak hanya mengambil manfaat dari konten berita media lokal, tapi juga memberikan kompensasi yang adil.
“Beberapa platform besar, sebut saja Google, sudah memberikan komitmen untuk melakukan penggantian atau kompensasi kepada media-media yang beritanya dipakai,” kata Meutya.
Menurutnya langkah ini sebagai bagian dari implementasi prinsip publisher right yang mulai dijembatani oleh pemerintah.
Diungkapkannya, Komdigi sedang aktif mendorong platform digital lain untuk mengikuti jejak Google. “Kami menengahi, hadir, bahkan di Komdigi dicanangkannya untuk menarik platform besar lainnya, sebut saja Meta, YouTube, dan lain-lain, yang banyak menaikkan berita-berita dari ekosistem media Tanah Air,” ujarnya.
Meutya juga mengajak masyarakat ikut mendorong transparansi dan keadilan digital. “Jika kita bisa sama-sama dorong, tidak hanya pemerintah tapi juga publik menuntut para platform ini juga memberikan kontribusi terhadap ekosistem media di Tanah Air, saya rasa itu juga baik,” tutupnya.
Isu publisher right atau hak penerbit menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir seiring dominasi raksasa digital dalam mendistribusikan konten berita tanpa berbagi nilai ekonomi secara sepadan.
Di banyak negara, seperti Australia dan Kanada, regulasi telah mewajibkan platform digital membayar kepada media atas konten berita yang mereka tampilkan.
Di Indonesia, ekosistem media tengah menghadapi tantangan berat akibat disrupsi digital dan menurunnya pendapatan iklan. Banyak media mengalami kesulitan finansial karena peralihan trafik dan pendapatan ke platform global yang tak berkontribusi langsung terhadap industri berita lokal.
Langkah pemerintah melalui Komdigi untuk menjembatani publisher right diharapkan bisa menjadi jalan keluar agar ekosistem media nasional tetap hidup, sehat, dan berdaulat di tengah arus digitalisasi global yang makin massif.(wn)