Unhan operasikan satelit Nano RIDU-Sat 1

JAKARTA (IndoTelko) - Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) berhasil meluncurkan satelit nano pertamanya, RIDU-Sat 1, yang menandai langkah penting dalam penguasaan teknologi satelit nasional.

Peluncuran ini menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan sumber daya manusia dan inovasi teknologi di Indonesia.

Peluncuran dilakukan menggunakan roket Falcon 9 Transporter 14 Rideshare milik SpaceX.

Keberhasilan ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Pertahanan RI di bawah Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin, yang berupaya memperkuat sumber daya manusia di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Visi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang sejak 2023 mendorong pengembangan teknologi satelit melalui program RIDU-Sat.

Rektor Unhan RI, Letjen TNI (Purn) Dr. Anton Nugroho, menegaskan bahwa penguasaan teknologi satelit memiliki manfaat strategis bagi kedaulatan, kemandirian, dan kesejahteraan bangsa.

Ia menyampaikan bahwa program RIDU-Sat akan terus dikembangkan sebagai bagian dari upaya nasional dalam membangun ekosistem teknologi satelit yang mandiri dan berkelanjutan.

RIDU-Sat 1 merupakan kelanjutan dari inisiatif pengembangan satelit nasional tingkat universitas, setelah keberhasilan Linusat-1 pada 2011 dan peluncuran Surya Satelit 1 (SS-1) oleh Universitas Surya pada 2022. Dengan dukungan dari Kemhan RI, satelit ini mengorbit di ketinggian 519 km dengan pola orbit polar, yang memungkinkan pengumpulan data dan komunikasi di seluruh wilayah Indonesia.

Unhan RI juga menjadi universitas pertama di Indonesia yang mengoperasikan satelit nano dan membangun Stasiun Bumi Satelit Amatir (SBSA) sebagai bagian dari infrastruktur pendukungnya.

Pengembangan RIDU-Sat 1 dilakukan secara kolaboratif dengan Berlin Nanosatelliten Allianz (BNA), serta didukung oleh peneliti dari Pusat Riset Teknologi Satelit Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan komunitas Amatir Satelit Indonesia (AMSAT-ID).

Melalui kolaborasi ini, mahasiswa dan dosen Unhan RI dapat mengikuti pelatihan langsung di Berlin terkait perakitan, integrasi, dan pengujian satelit nano.

Satelit berukuran 10x10x11,3 cm ini dirancang untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengembangan teknologi satelit.

Selain itu, RIDU-Sat 1 berfungsi sebagai sistem komunikasi darurat berbasis Automatic Packet Reporting System (APRS), yang sangat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana di wilayah terdepan dan terluar Indonesia.

Kolaborasi dengan AMSAT-ID juga memungkinkan pengembangan penelitian komunikasi satelit yang terintegrasi dengan komunitas radio amatir global.(ak)