JAKARTA (IndoTelko) Pada akhir tahun 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis laporan yang menyebutkan penetrasi asuransi Indonesia mengalami penurunan menjadi 2,75% dari 3,18%. Meskipun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hal ini, tidak dapat dipungkiri angka tersebut merupakan yang terendah di antara negara-negara Asia Tenggara.
Salah satu faktor yang penurunan tersebut adalah karena pandangan sebagain besar orang Indonesia terhadap asuransi, dan pengertian mereka bahwa produk asuransi hanya terbagi menjadi empat jenis yang paling umum: jiwa, kesehatan, otomotif, dan disabilitas. Sedangkan, produk asuransi tradisional tersebut tidak mudah untuk diterima oleh banyak orang karena keterjangkauan, aksesibilitas, dan relevansi terhadap kebutuhan masyarakat.
Namun, terlepas dari relevansi yang kurang kuat, kami melihat kesadaran akan pentingnya asuransi semakin meningkat karena meningkatnya jumlah kelas menengah Indonesia dan perkembangan teknologi yang memungkinkan transaksi berbasis elektronik. Perkembangan ini juga memungkinkan insurtech, seperti Igloo, untuk menghadirkan asuransi mikro (microinsurance) yang dapat memenuhi gaya hidup modern masyarakat Indonesia. Berbagai contohnya adalah asuransi perjalanan hingga perlindungan elektronik dan bahkan perlindungan terhadap keracunan makanan, hewan peliharaan, dan kendaraan listrik.
"Meskipun produk asuransi tradisional mungkin memiliki premi yang tinggi dan cakupan yang luas, produk asuransi mikro dirancang untuk memberikan perlindungan yang ditargetkan terhadap risiko spesifik yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Asuransi mikro juga dapat berfungsi sebagai perangkat pendidikan, memberikan pemahaman tentang mekanisme asuransi dan pentingnya asuransi dengan cara yang terjangkau. Hal ini juga akan memberikan peluang untuk meningkatkan penetrasi asuransi," kata Country Manager Igloo Indonesia Henry Mixson.
Salah satu produk tersukses dan unik yang dirilis Igloo Indonesia bekerja sama dengan DANA adalah Safe Dining Plan. Produk ini melindungi masyarakat Indonesia yang membeli makanan menggunakan e-wallet DANA jika mengalami kasus keracunan makanan. Mengingat kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering bepergian, produk ini tentunya tidak hanya mampu melindungi orang-orang yang sedang membeli makanan untuk keluarga di rumah, tetapi juga mereka yang suka bepergian dan suka mencoba makanan baru dalam perjalanan.
"Pertumbuhan industri asuransi mikro menggarisbawahi bagaimana pendekatan terhadap kesadaran berasuransi tidak lagi bersifat universal pendekatan ini harus berkembang seiring dengan gaya hidup digital. Hal ini juga berarti memastikan bahwa produk asuransi harus dapat berada di tempat konsumen kami berada yaitu secara online, sehingga memastikan bahwa perjalanan konsumen mulai dari pertimbangan, pembelian, dan klaim harus mudah diakses, dan jika terjadi kesultian, dapat mudah diatasi," jelasnya
Pendekatan asuransi mikro juga diperlukan untuk memenuhi harapan generasi muda. Berdasarkan Studi Barometer Asuransi tahun 2023, ditemukan bahwa generasi muda lebih memilih membeli asuransi secara online dibandingkan melalui agen. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda semakin memilih dan mengadopsi kanal online untuk membeli asuransi.
Di sinilah ketersediaan asuransi tertanam mampu memperluas saluran distribusi, memberikan konsumen cara mudah untuk menemukan, mengevaluasi, dan membeli produk hanya dalam beberapa klik. Igloo melakukan hal ini melalui kemitraan dengan platform e-commerce besar seperti Lazada dan Shopee, platform pembayaran terkemuka seperti DANA di Indonesia dan GCash di Filipina, serta jaringan ritel seperti Circle K di Vietnam.
Melanjutkan penyediaan asuransi mikro yang dapat diakses oleh jutaan orang di Asia Tenggara dan Indonesia juga akan memungkinkan Igloo membantu meningkatkan penetrasi asuransi di negara ini. Mengingat pemahaman pasar dan keahlian teknologinya, Igloo akan dapat memprioritaskan produk yang dapat meningkatkan kesadaran dan adopsi asuransi, serta mewujudkan relevansi, inovasi, dan berpusat pada pelanggan.(wn)