JAKARTA (IndoTelko) - Dalam waktu kurang dari satu bulan sejak dirilis pada 28 Desember 2023, film "13 Bom di Jakarta" berhasil menembus angka satu juta penonton dan menjadi salah satu film box office Indonesia. Menariknya, film ini juga berhasil menembus 100.000 penonton di hari pertama penayangannya.
Film yang terinspirasi dari kisah perjalanan salah satu crypto exchange terpercaya di Indonesia, INDODAX, banyak mendapat masukan positif dari berbagai kalangan. Salah satunya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang memberikan pujian tinggi pada film ini.
Setelah menonton film 13 Bom di Jakarta, Menteri Parekraf semakin yakin jika industri perfilman di Indonesia layak untuk diadu di ajang Oscar. "Saya yakin industri perfilman Indonesia akan masuk di ajang Oscar. Tinggal menunggu waktunya saja," ujarnya.
Senada dengan Sandi, Plt. Kepala BAPPEBTI, Dr. Ir. Kasan, M.M., turut memberikan apresiasi tinggi terhadap film ini. Menurutnya, film "13 Bom di Jakarta" tidak hanya berfungsi sebagai hiburan saja, tetapi juga sebagai sarana edukasi mengenai kripto yang menarik dan mudah dipahami oleh semua pihak.
"Selain berfungsi sebagai sarana edukasi, film ini membantu menyadarkan Kami bahwa regulasi yang transparan dan jelas sangat penting agar tidak ada masyarakat yang kembali menjadi korban," ungkap Kasan.
Ia menegaskan bahwa masyarakat yang menjadi korban kejahatan ini dapat melaporkan langsung ke pihak berwajib.
"Kami tidak ingin para korban harus mencari keadilan dan menyelesaikan masalahnya sendiri seperti yang digambarkan di dalam film. Kami berkomitmen untuk mengerahkan seluruh upaya Kami dalam membantu para korban kejahatan seperti ini. Kami telah menyusun regulasi dan sistem yang bekerja sama dengan aparat kepolisian hingga kejaksaan untuk bersama-sama memberantas kejahatan ini," jelasnya.
Sementara, Kapolda Sumatera Selatan, Irjen. Pol. Rachmad Wibowo, seorang jenderal polisi yang mengungkap kasus terorisme tahun 2015 silam, dimana menjadi inspirasi dalam film ini, mengatakan, film "13 Bom di Jakarta" adalah film action karya anak bangsa paling bermutu. Film yang terinspirasi dari kisah nyata ini menurutnya dikemas secara apik sehingga menjadi film yang sangat menarik.
"Film ini merupakan film serangan teror bermotif ekonomi pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi tinggi, serta mengedepankan pemahaman mendalam mengenai cryptocurrency. Pengungkapan kasus terorisme yang menjadi inti cerita dalam film ini membutuhkan pengetahuan yang mendalam dan seimbang, dan hal tersebut hanya dimiliki oleh saudara Oscar Darmawan," katanya.
Di kesempatan yang sama, perwakilan dari Bursa Berjangka Kripto CFX, Bihar Sakti Wibowo, juga menyatakan ketertarikannya terhadap film ini, karena menekankan pentingnya pengawasan dan regulasi terhadap transaksi aset kripto di Indonesia.
"Setiap individu memiliki tujuan yang berbeda dalam bertransaksi kripto. Ada yang ingin berinvestasi, dan ada yang menyalahgunakan. Oleh karena itu, CFX sebagai bursa akan terus mengawasi transaksi aset kripto di Indonesia," ujarnya.
CEO INDODAX, Oscar Darmawan, sosok yang menjadi sumber inspirasi dalam film ini mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas perhatian dan apresiasi masyarakat kepada film ini.
"Sebenarnya, kami merasa sangat cemas dan stress sekali saat terjebak dalam kasus terorisme di tahun 2015 silam. Tapi kami bangga karena bisa turut membantu negara dalam memberantas terorisme. Kami sama sekali tidak menyangka bahwa kisah ini akan diangkat dalam sebuah film. Memang, perjuangan untuk mengembangkan industri kripto di Indonesia itu tidak mudah. Kami juga bersyukur karena begitu banyak orang yang menyukai film ini. Semoga kisah hidup kami ini menginspirasi banyak orang," jelas Oscar.
Film 13 Bom di Jakarta merupakan salah satu film di Indonesia yang diproduseri oleh produser film pemenang Oscar, Parasite, yaitu Barunson E&A dan disutradarai oleh Angga Sasongko. Seorang sutradara ternama di Indonesia yang banyak mendapat penghargaan. (mas)