IDSF berikan resep untuk kembangkan ekonomi digital di 2024

Muhammad Awaluddin

JAKARTA (IndoTelko) - Indonesia Digital Society Forum (IDSF) memberikan catatan dan rekomendasi kepada stakeholder yang diharapkan dapat memberikan arah umum untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekosistem digital di Indonesia.

Founder IDSF Muhammad Awaluddin mengungkapkan ada tiga aspek terkait digitalisasi yang menonjol sepanjang 2023 yakni pembangunan infrastruktur teknologi Digital, ekonomi digital, dan talenta digital.

"Infrastruktur digital di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, tantangan seperti akses internet di daerah terpencil dan kecepatan koneksi internet yang bervariasi masih menjadi fokus perbaikan untuk peningkatan kualitas jaringan pita lebar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital secara merata di seluruh negeri," ulasnya.

Sementara di sisi ekonomi digital terus berkembang pesat dengan adopsi teknologi di berbagai sektor. Startup dan platform eCommerce seperti Gojek, Grab, Tokopedia, Shopee, dan lainnya memiliki peran penting dalam memacu pertumbuhan ini.

Mengutip sumber Kementerian Perdagangan RI, nilai ekonomi digital di Indonesia sudah mencapai US$70 miliar pada tahun 2023 dan di tahun 2025 diperkirakan akan menembus US$146 Miliar. Di tahun 2023, transaksi e-commerce di Indonesia sebagai basis pendorong ekonomi digital sudah menembus Rp533,5 triliun, tumbuh 12% dibandingkan tahun 2022 lalu. Di tahun 2024, prediksi ratio UMKM yang sudah terdigitalisasi akan mencapai 46% dan ratio pembayaran digital akan menembus 49% dari jumlah penduduk Indonesia.

Sementara pengembangan talenta digital di Indonesia pada tahun 2024 diharapkan melibatkan investasi dalam pelatihan dan pendidikan di bidang teknologi, seperti pengembangan perangkat lunak (software), kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), analisis data (data analytics), dan keamanan siber (cyber security).

Kolaborasi antara industri dan lembaga pendidikan (link & match) dapat menjadi kunci untuk memastikan bahwa para profesional memiliki keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan pasar dan industri teknologi.

Pemerintah dan perusahaan perlu fokus pada program-program pengembangan para talenta digital (digital talents) yang inklusif untuk memastikan partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, peningkatan aksesibilitas pendidikan digital dan peluang magang di industri teknologi dapat mendukung pertumbuhan dan diversifikasi talenta digital di Indonesia.

Masukan
Melihat perkembangan dari tiga aspek tersebut, IDSF memberikan saran ke pemerintah di 2024 dalam mengembangkan ekonomi digital untuk:

1. Konsisten dalam arah kebijakan dan strategi pengembangan infrastruktur digital untuk Visi Indonesia Digital 2045 Indonesia harus terus fokus pada pengembangan strategi digital dengan beberapa arah utama. Ini termasuk peningkatan konektivitas internet, digitalisasi sektor-sektor ekonomi tradisional, peningkatan literasi digital, dan investasi dalam inovasi teknologi.

Pemerintah juga diharapkan terus mendorong kehadiran industri teknologi lokal serta berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mempercepat transformasi digital.

Fokus pada e-commerce, fintech, edtech, dan pengembangan sumber daya manusia berkompetensi digital menjadi bagian integral dari arah strategi ini.

2. Percepatan penerapan arah Industry 4.0 Indonesia
Peran Industry 4.0 melibatkan integrasi teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, dan robotika untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di sektor industri.

Hal ini tidak hanya mencakup di sektor manufaktur saja, tetapi juga di sektor-sektor lain seperti pertanian, energi, dan layanan publik. Pemerintah Indonesia harus terus mendukung implementasi Industry 4.0 melalui berbagai kebijakan, insentif, dan inisiatif untuk mendorong adopsi teknologi ini. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri Indonesia secara global serta menciptakan lapangan kerja baru dalam era digital.

3. Komitmen membentuk talenta digital juara

Mengutip kajian Lemhananas RI, Indonesia kedepan membutuhkan sampai 9 juta talenta digital, tetapi saat ini baru mampu menciptakan 30.000 talenta digital per tahun.

Tantangan pengembangan talenta digital di Indonesia pada tahun 2024 dapat disolusikan dengan melibatkan beberapa faktor, termasuk:
a. Kesenjangan Keterampilan Digital : Peningkatan kurikulum yang responsif terhadap tren teknologi digital dapat membantu mengatasi tantangan ini.

b. Aksesibilitas Pendidikan Digital : Adanya kendala aksesibilitas terhadap pendidikan digital. Ini bisa menjadi hambatan untuk pengembangan talenta digital di seluruh negeri. Pemerintah atau Lembaga nirlaba dapat mempertimbangkan pembentukan semacam lembaga Artificial Intelligence (AI Agency) untuk mengawasi, mengatur dan mempromosikan penggunaan kecerdasan buatan (AI) secara etis dan efektif.

c. Perubahan Cepat dalam Teknologi : Kemajuan teknologi yang cepat, menjadikan sesuatu yang sulit untuk konsisten dalam penyiapan talenta digital. Program pelatihan dan pengembangan yang terus-menerus dapat diperlukan untuk menjaga keterampilan digital yg relevan.

d. Kolaborasi Industri dan Pendidikan : Perlu kerjasama erat antara industri dan lembaga pendidikan untuk memastikan bahwa kurikulum mencerminkan kebutuhan pasar kerja. Tantangan ini dapat diatasi melalui inisiatif bersama dan kolaborasi yg terus-menerus.

e. Kesadaran dan Minat : Peningkatan kesadaran dan minat terhadap karir di bidang teknologi digital diperlukan untuk menginspirasi lebih banyak para talenta digital, terutama generasi muda, untuk mengejar keterampilan digital. Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan upaya bersama dari pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran digital yang mendukung pengembangan talenta digital yang berkelanjutan. (ak)