JAKARTA (IndoTelko) - Fortinet, pemimpin global keamanan siber yang mendorong konvergensi antara jaringan dan keamanan, mengumumkan telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Swiss German University (SGU), untuk menyediakan pelatihan keamanan siber dan sertifikasi Fortinet yang sudah diakui industri bagi para mahasiswanya.
Kemitraan ini akan menawarkan mata kuliah keamanan siber dengan kurikulum peraih penghargaan dari Fortinet bagi mahasiswa SGU untuk mempersiapkan mereka dengan keahlian yang sedang dibutuhkan guna mengamankan dan mengelola infrastruktur digital Indonesia, serta membantu mengurangi kesenjangan keahlian.
Dikatakan Dekan Fakultas Teknik dan Teknologi Informasi Swiss German University (FEIT), Dr. Maulahikmah Galinium, S.Kom., M.Sc., dengan menjadi mitra Akademi Fortinet, SGU memberikan opsi bagi mahasiswa S1 Program studi Teknik Informatika (Bachelor of IT/BIT) untuk memperoleh Sertifikasi Profesional di bidang Keamanan Siber (Cybersecurity) sebagai bagian dari mata kuliah wajib Professional Competence Assessment (PCA). "Sertifikasi ini sangat penting bagi mahasiswa kami agar mampu bersaing di dunia karir TI, terutama di bidang keamanan siber. Sertifikasi ini menambah dampak program S2 (Master) kami dengan meningkatkan kompetensi keahlian mahasiswa untuk mendukung karir mereka,” ujarnya.
Sementara, Country Director Fortinet for Indonesia, Edwin Lim, menjelaskan, kebutuhan tinggi akan tenaga ahli keamanan siber yang andal menggarisbawahi pentingnya inisiatif yang bertujuan mempersiapkan tenaga kerja dalam rangka mengatasi tantangan saat ini dan di masa depan. Hal ini juga semakin penting seiring lanskap digital yang kian kompleks sekaligus sebagai langkah antisipasi terhadap meningkatnya ancaman siber (cyber threat).
"Memperlengkapi tenaga kerja generasi berikut dengan keahlian yang diperlukan penting bagi Indonesia untuk mencapai ketahanan siber (cyber resilience) secara jangka panjang. Kami berkomitmen untuk berinvestasi pada sumber daya dan tenaga kerja guna melatih mahasiswa dalam hal teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), awan (cloud), dan pembelajaran mesin (machine learning)," katanya.
Laporan Kesenjangan Keahlian Keamanan Siber Global 2023 Fortinet menemukan bahwa 68% perusahaan menghadapi risiko tambahan akibat kurangnya tenaga ahli keamanan siber. Dunia usaha selama ini mencari kandidat “tradisional”—mereka yang memiliki gelar di bidang terkait atau memiliki pengalaman kerja keamanan siber—untuk mengisi posisi keamanan siber. Namun, pendekatan ini tidak lagi cukup, mengingat melonjaknya kebutuhan akan tenaga keamanan siber profesional.
Perusahaan perlu mengimplementasikan berbagai pendekatan rekrutmen yang unik saat mencari tenaga keamanan siber, termasuk mempekerjakan individu dengan sertifikasi keamanan siber, yang menjadikan mereka kandidat menarik bagi banyak perusahaan. Kebanyakan pemimpin TI (90%) bahkan lebih memilih mempekerjakan orang yang memiliki sertifikasi dengan fokus teknologi.
Dengan perjanjian ini, SGU menjadi lembaga pendidikan terkini di Indonesia yang bergabung ke Academic Partner Program milik Fortinet Training Institute, yang bekerja sama dengan berbagai lembaga akademis dan sekolah di seluruh dunia untuk menjembatani kesenjangan keahlian keamanan siber. Mahasiswa akan mengikuti program ini di Fortinet Certified Professional (FCP) pada level Network Security dengan kesempatan untuk mengekspolasi jalur pelatihan tambahan sesuai aspirasi karier mereka.
Instruktur bersertifikat akan melaksanakan program pelatihan dan sertifikasi yang mengombinasikan mata kuliah dengan pembelajaran mandiri dan panduan instruktur melalui sesi kelas dan laboratorium, termasuk latihan praktik dan pengalaman. Kurikulum yang kuat ini akan menghasilkan lulusan yang sangat berkualifikasi dengan keahlian keamanan siber untuk membantu melindungi jaringan dari ancaman siber global dan memperkuat lanskap keamanan digital nasional. (mas)