Mencari sosok Bakti-1 yang ideal

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah mencari calon direktur utama (Dirut) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).

Langkah ini dilakukan Kominfo pasca Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Anang Achmad Latif sebagai Dirut Bakti menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kominfo 2020-2022.

Kominfo telah membentuk Pansel untuk mencari calon dirut Bakti dari kalangan profesional dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan kualifikasi diantaranya pendidikan paling rendah Magister (S2), berusia paling tinggi 53 tahun per tanggal 31 September 2023, bersedia tidak rangkap jabatan, memiliki pengalaman di bidang telekomunikasi, teknologi informasi dan komunikasi, dan/atau pengelolaan dana yang diduduki secara kumulatif paling singkat selama 7 tahun.

Dari tanggal 11 hingga 25 April proses penerimaan berkas lamaran, hasil seleksi administrasi akan diumumkan 2 Mei 2023. Pengumuman tiga besar hasil seleksi tahap wawancara pada 6 Juni 2023, pengumuman hasil akhir pada 8 Juni 2023.

Dalam pengumuman panitia pengisian jabatan Dirut Bakti Kominfo Nomor: 08/Pansel.Bakti Kominfo/KP.03.01/05/2023, saat ini proses mencari Bakti-1 (Dirut) sudah sampai tahap tes penulisan makalah.

Ada 15 calon Dirut Bakti Kominfo yang dinyatakan lulus seleksi administrasi.
1. Agus Turiyono
2. Alexander Priyo Pratomo
3. Anthonius Sogodaran Hutabarat
4. Dhia Anugrah Febriansa
5. Fadhilah Mathar
6. Irfan Nabhani
7. Jamalul Izza
8. Leonardo Sipayung
9. Lingga Wardhana
10. Mochamad James Falahuddin
11. R Apip Miptahudin
12. R Gatot Prio Utomo
13. Ristiaji Ari Wibowo
14. Ryan Soma
15. Sahat Hutajulu

Nama Jamalul Izza dan Mochamad James Falahuddin sering menghiasi media massa. Jamalul sebelumnya adalah Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) dua periode dari tahun 2015-2018 dan 2018-2021, sedangkan James dikenal sebagai Executive Director Indonesia Blockchain Society dan pengamat telekomunikasi dari Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC).

Ramainya peminat untuk Bakti-1 tentu tak bisa dilepaskan dari peran Badan Layanan Umum (BLU) ini yang strategis dalam peningkatan teledensitas telekomunikasi di tanah air. khususnya untuk daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T).

Sejumlah proyek besar yang dirintis Anang telah menanti Bakti-1 yang baru, mulai dari proyek BTS 4G, peluncuran dua satelit pemerintah (hot backup satellite dan satelit Satria-1), hingga Palapa Ring Integrasi.

Terakhir tentunya kemampuan dalam mengelola dana Universal Service Obligation (USO) hasil urunan pelaku usaha agar optimal dan tepat sasaran. Jumlah yang dikelola tidak main-main, ada sekitar Rp3 triliunan tiap tahunnya yang dipungut dari pelaku usaha untuk USO.

Pansel harus bisa menemukan calon Bakti-1 yang memiliki integritas dan independen untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Calon Dirut Bakti harus orang yang mengerti cara membangun infrastruktur yang bukan hanya teori tapi juga praktik, serta mengerti regulasi.

Selain itu, ada baiknya selain mencari calon Bakti-1, Kominfo juga merombak dan memperkuat peran jajaran dewan pengawas (Dewas). Kasus dugaan korupsi yang terstruktur dan sistematis dialami Bakti tentu tak akan terjadi jika dewas menjalankan peran dan fungsi secara ketat dan tegas.

Sudah saatnya Bakti harus berubah menjadi Bakti baru yang memiliki posisi strategis, bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme. Proses seleksi ini jangan hanya jadi sekadar pencitraan.

Bakti Reborn harus diwujudkan bukan hanya sekadar citra tapi juga dalam kerja dan usaha maksimal agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan internet broadband.

@IndoTelko