XL beberkan dampak perubuhan menara di Badung

JAKARTA (IndoTelko) - PT XL Axiata Tbk (XL) mengaku paling merana karena adanya perubuhan menara telekomunikasi di Kabupaten Badung belum lama ini.

Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengaku kecewa atas langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung karena berdampak kepada kualitas layanan di wilayah Badung dan sekitarnya.

"XL paling kena dampak dibandingkan operator lain, kita menjadi tenant dari awal di sana, dan jaringan kami cukup banyak dibandingkan operator lain," ungkap I Gede, kemarin.

Diungkapkannya, saat ini jaringan 4G LTE mati dan hanya tersedia dapat layanan EDGE alias 2G. "Padahal di sana padat masyarakatnya. Ada sekitar 10 BTS kami yang dibongkar," katanya.

Dikeluhkannya, kerugian yang paling berat diderita adalah kehilangan pelanggan. "Mengembalikan customer XL tidak mudah. Saya sudah mendengar bahwa mereka yang kesusahan mendapatkan layanan data yang layak, sudah mulai beralih ke operator lain. Mengembalikan customer tidak mudah, bisa jadi mencapai enam bulan, itu pun belum tentu 100 persen kembali," lanjutnya.

I Gede kemudian berharap ada jalan keluar agar BTS-nya dapat beroperasi kembali, karena dampak dari pembongkaran paksa ini membuat pelayanan publik menjadi tidak maksimal.

"Semua operator sudah berusaha memberikan layanan data maksimal, sekarang malah menjadi korban banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap investasi. Bali adalah pulaunya XL, kami harap ada jalan keluarnya," tutup I Gede.

Pemkab Badung berencana membongkar 48 menara telekomunikasi. Ditemukenali ada 18 titik menara di Badung yang tidak mengantongi izin, yang awalnya disewakan untuk jaringan fiber optik smart city. Namun seiring berjalan waktu, diduga ada yang ikut mendompleng memasang radio BTS di moncong-moncong menara-menara tersebut.

Pada Senin (10/4) lalu, menara yang dibangun tanpa mengantongi izin dari Pemkab Badung dibongkar oleh Tim Penataan dan Pengawasan Pembangunan Menara Telekomunikasi (TP3MT) Kabupaten Badung.

Ada 11 menara milik anggota Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi (Aspimtel) diantaranya Tower Bersama, Mitratel dan Protelindo, dimana perangkat telekomunikasi milik operator selular yang diturunkan. Dampaknya, jaringan seluler milik Telkomsel, Indosat, XL Axiata dan Smartfren di kawasan Kecamatan kuta selatan (Jimbaran & Nusa Dua), Kecamatan kuta utara (Kawasan Dalung & Canggu), Kecamatan Abiansemal (Kawasan Jagapati & Sibang) mengalami penurunan kualitas layanan.(wn)