Bitwewe bidik investor kripto

JAKARTA (IndoTelko) - PT Sentra Bitwewe Indonesia atau Bitwewe berencana mulai melayani investor kripto di Indonesia awal bulan Mei mendatang.

Komisaris Utama PT Sentra Bitwewe Indonesia atau Bitwewe, Robert James Bintaryo mengungkapkan Bitwewe sudah mengantongi sertifikat pendaftaran sebagai calon pedagang pasar fisik aset kripto Nomor 001/BAPPEBTI/CPFAK/02/2023 pada 6 Februari 2023. Meskipun demikian, Bitwewe belum bisa operasional karena masih ada beberapa persyaratan yang mesti dilengkapi.

"Saat ini kami tengah menjalin komunikasi dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dalam persyaratan teknis yang harus mereka penuhi. Insyallah kalau bulan ini dari Dukcapil selesai maka bulan Mei sesuai tiga bulan yang kita harapkan sudah dapat jalan secara operasional," ungkap Robert.

Direktur Utama Sentra Bitwewe Indonesia Hamdi Hassyarbaini mengatakan, saham Bitwewe sepenuhnya dimiliki oleh anak bangsa dan siap meramaikan pasar aset kripto di Indonesia.

"Bitwewe akan memastikan aspek keamanan sarana dan prasarana transaksi yang telah disiapkan guna memberikan perlindungan, kemudahan dan kenyamanan bagi para nasabah," kata Hamdi.

Hamdi menjelaskan, layanan kepada nasabah akan dimulai setelah grand launching sekitar awal Mei 2023 yang untuk tahap awal. Bitwewe akan melayani perdagangan 6 aset kripto utama dunia yaitu Bitcoin, USDT (Tether), Ethereum, Binance Coin, Litecoin dan Cardano. "Nantinya Bitwewe juga akan menerbitkan koin yang akan menambah perbendaharaan jumlah koin anak bangsa," tambahnya.

Sebelumnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) merilis laporan terbaru bahwa total jumlah investor aset kripto di Indonesia mencapai 16,99 juta orang hingga Februari 2023 dimana jumlah tersebut bertambah sekitar 13.000 orang dibandingkan pada Januari 2023 lalu.

Nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia juga meningkat sejak awal tahun 2023 yang mencapai Rp 13,8 triliun tercatat di bulan Februari 2023. Jumlah tersebut meningkat 13,7% dibandingkan pada bulan Januari 2023 yang hanya sebesar Rp 12,14 triliun.(ak)