Cara Titipku nilai kemampuan pedagang manfaatkan aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) - Proses digitalisasi pasar memanglah penuh tantangan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kesiapan pedagang dalam mengoperasikan sistem digital.

Padahal, digitalisasi adalah suatu keharusan bagi pasar agar eksistensi mereka tetap terjaga di tengah perubahan perilaku konsumen yang mulai berbelanja kebutuhan pokok secara daring.

Guna meningkatkan kemampuan penggunaan platform digital oleh pedagang pasar, Titipku menggelar assessment. Assessment ini digelar untuk menilai kemampuan penggunaan aplikasi "Titipku Lapak" oleh pedagang di pasar-pasar yang sudah terintegrasi dengan Titipku.

Program assessment ini diinisiasi oleh tim Merchant and Partnership (MnP) Titipku.

"Selain menilai kemampuan pedagang dalam menggunakan aplikasi digital, program ini disusun untuk mengedukasi kembali para pedagang tentang penggunaan aplikasi. Pada Tahun 2023 ini, Tim Titipku menargetkan assessment terlaksana di 25 pasar," ungkap Head of MnP Titipku, Yanuar Rusdianto.

Sebagai awalan program, Yanuar membagi personelnya menjadi beberapa tim untuk datang ke beberapa pasar. Setelah itu, masing-masing tim bertanggungjawab untuk melakukan penilaian terhadap kecakapan para pedagang.

"Penilaian dilakukan berdasarkan 17 fitur di aplikasi Titipku Lapak. Masing-masing fitur memiliki satu poin. Jika seorang pedagang mampu menguasai 15 fitur atau setara dengan 15 poin, maka pedagang itu dinyatakan fasih menggunakan apps. Dari assessment ini kita juga jadi tahu kebutuhan edukasi dari tiap-tiap pedagang. Misalnya satu pedagang memiliki 14 poin, artinya ada 3 fitur yang belum ia pahami. Di situ juga, tim saya akan mengedukasi ulang ketiga fitur itu ke pedagang agar pedagang jadi paham dan bisa mengaplikasikannya," tambah Yanuar.

Proses assessment ini bukanlah proses sehari jadi. Artinya, tim akan mendatangi para pedagang lagi untuk melihat perkembangan kecakapan mereka.

Yanuar berharap program ini bisa meningkatkan kecakapan pedagang.

"Kami melakukan penilaian sebanyak empat kali. Harapannya ada peningkatan di masing-masing kunjungan itu karena ada edukasi dari tim.

Misalnya, dari lima poin ke delapan poin. Kemudian, dari delapan poin bisa naik ke 13 poin. Lalu di penilaian terakhir pedagang ini setidaknya memiliki minimal 15 poin," katanya.

Hasil Assessment

Program ini rupanya disambut baik oleh para pedagang. Pedagang merasa terbantu dengan edukasi yang dilakukan tim MnP Titipku.

"Mereka senang karena bisa mendapat edukasi dan praktik langsung di lapangan," ungkap Yanuar.

Saat ini juga tim MnP sudah selesai melakukan assessment di beberapa pasar, salah satunya di Pasar Modern Paramount.

"Hasil assessment menunjukkan bahwa mayoritas pedagang di Pasar Modern Paramount sudah cakap menggunakan aplikasi Titipku Lapak. Ini suatu pertanda baik, menunjukkan digitalisasi pasar berhasil diterapkan di sana. Target kami tetap 100% pedagang itu cakap menggunakan aplikasi Titipku Lapak. Jadi, kami akan menyusun program lanjutan untuk edukasi aplikasi di waktu mendatang. Tujuannya, di assessment selanjutnya, pasar-pasar seperti Pasar Modern Paramount ini pedagangnya sudah 100% cakap menggunakan aplikasi," pungkasnya.(ak)