Teknologi GeoAI bantu identifikasi skala prioritas gempa Cianjur

GeoAI, Ade Komara

JAKARTA (IndoTelko) -- Pemanfaatan teknologi geospasial, big data, dan AI telah memicu kemajuan dalam analisis geospasial untuk perencanaan pembangunan, penentuan kebijakan, dan pengambilan keputusan. Solusi berbasis data, lokasi dan kecerdasan buatan (AI) atau disebut dengan geospatial artificial intelligence (GeoAI) adalah suatu pendekatan pemecahan permasalahan dengan menggunakan sistem informasi geografis yang digabungkan dengan AI, termasuk di dalamnya machine learning dan deep learning.

Perusahaan penyedia penyedia perangkat lunak dan solusi berbasis sistem infomasi geografis Esri Indonesia bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membangun dashboard penanggulangan bencana, untuk mengidentifikasi koordinat yang terkena dampak paling parah untuk menentukan skala prioritas bantuan, seperti pada gempa di Cianjur baru-baru ini.

Menurut Country Manager Esri Indonesia Christanto Yanuar, banyak perusahaan yang menawarkan solusi AI, namun menggabungkan kecerdasan lokasi (data, informasi geografis) dengan AI adalah nilai tambah yang ditawarkan Esri Indonesia.

“Banyak sekali pemanfaatan GeoAI di berbagai industri. Kemampuan mendeteksi objek, menemukan pola dan membuat prediksi, dapat dilihat dan diakses melalui dashboard kapan saja dan di mana saja,” tuturnya di sela acara GeoAI Summit 2022 pada Selasa (6/12).

Esri Indonesia, sebagai bagian dari Esri global menyelenggarakan GeoAI Summit 2022 di Jakarta yang merupakan forum pertemuan antar pemangku kepentingan seperti regulator, pemerintah, pelaku industri yang tertarik mengimplementasikan teknologi GeoAI di ranahnya masing-masing.
 
Hadir sebagai keynote speaker Dr. Ir Ade Komara dari Badan Informasi Geospasial yang menekankan pentingnya percepatan penyediaan peta dasar skala besar sebagai infrastruktur utama yang dijadikan dasar atau acuan ketika institusi atau organisasi lain membuat peta-peta tematik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
 
Dalam presentasinya, Ade menegaskan untuk mempercepat penyediaan peta dasar skala detail, terdapat tantangan. Perlu dicari teknologi dan metode yang ekonomis, cepat, dan bagus yang memenuhi persyaratan kualitasnya.
 
“GeoAI merupakan teknologi yang memenuhi ketiga prasyarat tersebut. Berdasarkan kajian kami, otomasi menggunakan AI dapat menghemat lebih dari 79% waktu proses pengolahan data dibanding pengolahan secara manual,” ujar Ade yang merupakan Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim, Badan Informasi Geospasial tersebut.
 
Adapun dari Kementrian PUPR, Nazib Faizal, selaku Kepala Pusdatin menjelaskan bahwa pemanfaatan GeoAI digunakan kementriannya untuk mempercepat pengambilan keputusan dan sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan, dengan menggunakan parameter-parameter dan data yang cukup banyak, sehingga masyarakat bisa mendapatkan outcome yang maksimal. Nazib mencontohkan salah satu implementasi GeoAI dengan memodelkan tren lalu lintas, deteksi plat nomor kendaraan untuk Multi Lane Free Flow dan analisa tren bencana.
 
“GeoAI adalah masa depan yang harus segera kita implementasikan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan di pemerintahan,” tegas Nazib di sela-sela acara GeoAI Summit.
 
Hal serupa diutarakan juga oleh Prayogi Setyo Pratomo, Kepala Departemen Lalu Lintas dan Sekuriti, Astra Tol Cipali di dalam sesi pemaparan teknologi GeoAI.
 
“Dalam upaya memodernisasi manajemen aset infrastruktur jalan raya nasional, penggunaan CCVT, IoT, machine learning dan perangkat lunak ArcGIS dapat memberikan visualisasi untuk mengevaluasi kondisi trotoar, jembatan, fitur jalan sekaligus memantau perencanaan, pemeliharaan, operasi dan investasi.”
 
Adapun pembicara tamu lainnya, Tri Haryo Sagoro, Head GIS dari Wilmar International Plantation, berbagi kisah dari perkebunan kelapa sawit Wilmar.
 
“Dengan teknologi GeoAI, kesehatan tanaman dapat dipantau dan dimitigasi. Selain itu, apabila ada infeksi penyakit, pohon kelapa sawit segera dapat ditangani untuk meminimalisir penyebaran yang akan menimbulkan kerugian lebih banyak.” ujarnya.

Acara GeoAI Summit 2022 ini dihadiri  oleh lebih dari 150 orang on-site dan 240 orang yang hadir secara daring.