JAKARTA (IndoTelko)- PT Mora Telematika Indonesia Tbk atau Moratelindo (MORA) mendapatkan pinjaman sebesar Rp856 miliar dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang akan digunakan untuk bridging cashflow gap.
Adapun jaminan atas perjanjian kredit itu adalah rekening giro escrow atas nama perseroan yang akan diikat gadai sebesar Rp 856 miliar.
“Transaksi ini tidak berdampak negatif terhadap kegiatan operasional perseroan. Dengan adanya fasilitas kredit ini, maka perseroan akan mendapatkan tambahan support financing terhadap kegiatan operasional dari lembaga keuangan,” jelas rilis Moratelindo, pekan lalu.
Perseroan juga akan memperoleh tambahan pendanaan yang dapat digunakan untuk memperkuat arus kas. “Berdasarkan proyeksi laba rugi dengan dilakukan transaksi tersebut, maka beban bunga akan meningkat, tetapi hal ini masih dalam batas kemampuan perseroan,” tulis manajemen.
Sebelumnya, pada 2019, Moratelindo menerbitkan sukuk sebesar Rp 1 triliun melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) sukuk ijarah I tahap I. Adapun imbalannya berkisar 9,4-10,5%. Surat utang syariah tersebut merupakan bagian dari PUB sukuk ijarah I senilai total Rp 3 triliun.
Sukuk ijarah berkelanjutan I tahap I ditawarkan dalam dua seri. Seri A bertenor tiga tahun dengan imbalan 9,4-9,9% dan seri B bertenor lima tahun dengan imbalan 10-10,5%. Adapun 85% dana hasil emisi sukuk digunakan untuk keperluan ekspansi. Sisanya 15% dimanfaatkan untuk modal kerja perseroan.
Aset yang menjadi dasar dalam penerbitan sukuk ijarah ini adalah hak manfaat atas bisnis kabel internet atau serat optik yang dikenal dengan backbone dan access milik perusahaan.
PUB sukuk ijarah tersebut merupakan aksi kedua perseroan menggalang dana dari pasar modal. Sebelumnya, Moratelindo pernah merilis obligasi perdananya pada 2017 senilai Rp 1 triliun.
Aktifitas Moratelindo lumayan sibuk pasca tercatat di bursa saham. Belum lama ini salah satu pemain kabel optik ini membentuk perusahaan patungan (Joint Venture/JV) dengan Mitsui & Co Ltd, guna menggarap proyek pembangunan infrastruktur telekomunikasi Rp 2,64 triliun.
Moratelindo dan Mitsui akan berkolaborasi dalam hal technical know-how pembangunan infrastruktur pasif telekomunikasi, baik teknis sipil maupun teknis telekomunikasi. Sedangkan Mitsui akan berkontribusi dalam pengaturan penataan proyek dan Moratelindo akan berkontribusi dalam hal relasi-relasi dengan pemerintahan daerah.
Tidak hanya berkolaborasi dalam pengembangan infrastruktur pasif telekomunikasi, keduanya juga saling membuka peluang untuk menjalin kerja sama pengembangan infrastruktur pasif telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia mencakup proyek pembangunan ducting, menara telekomunikasi, pusat data dan kabel optik bawah laut.
Salah satu proyek yang akan dikerjakan bersama, yaitu pembangunan ducting dan menara telekomunikasi, sebanyak 860 site di beberapa kota besar di Indonesia. Nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 2,64 triliun atau US$170 juta.
Komposisi dalam JV terdiri atas Moratelindo pemegang 51% saham dan sisanya dikuasai Mitsui sebesar 49%.
Secara kinerja keuangan, Moratelindo meraih pendapatan Rp 3,4 triliun hingga kuartal III-2022, meningkat dari periode yang sama tahun lalu Rp 2,99 triliun.
Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 502,41 miliar, meningkat 16,62% dari kuartal III-2021 di Rp 430,79 miliar.
Saham Moratelindo dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 8 Agustus 2022. Para pemegang saham diantaranya Smartfren (melalui anak usahanya, PT Smart Telecom) dan PT Gema Lintas Benua, PT Candrakarya Multikreasi, dan masyarakat.(ak)