Data registrasi pelanggan prabayar bocor

JAKARTA (IndoTelko) - Kebocoran data pelanggan kembali terjadi dan dikabarkan melibatkan institusi negara.

Kali ini kabarnya via akun Bjorka sebanyak 1,3 miliar data pendaftaran kartu SIM prabayar disinyalir bocor dan dijual di situs gelap.  

Data pendaftaran meliputi NIK, nomor telepon, nama penyedia (provider), dan tanggal pendaftaran. Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Bjorka mengklaim memiliki 1,3 miliar data registrasi kartu SIM dengan kapasitas 87 GB. Ia membanderolnya dengan harga US$50 ribu (Rp743,5 juta). Bjorka menyertakan sampel data sebanyak 2GB.

Kominfo mewajibkan semua pengguna kartu SIM prabayar untuk mendaftarkan nomor teleponnya sejak Oktober 2017. Syaratnya adalah memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK).

Dalam pernyataan resminya, Kominfo mengakuv telah melakukan penelusuran internal. Dari penelusuran tersebut, dapat diketahui bahwa Kominfo tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar.

“Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari Kominfo. Kominfo sedang melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut,” tulis pernyataan resmi kominfo belum lama ini.

Sementara Dukcapil Kementerian Dalam Negeri memastikan tidak ada akses ataupun trafik terkait dugaan kebocoran 1,3 miliar data registrasi kartu SIM Prabayar. Lantas data siapa yang bocor?(ak)