JAKARTA (IndoTelko) - PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo berhasil mencatat debut manis kala mencatatkan sahamnya untuk diperdagangkan di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/8/).
Moratelindo menetapkan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di batas atas, yaitu di Rp 396 setiap saham.
Dari keseluruhan proses IPO, perseroan mengumpulkan total Rp 1 triliun lebih dengan melepas saham ke masyarakat sebanyak 2.525.464.300 saham biasa atas nama yang merupakan saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan atau sebanyak 10,68% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham.
Jumlah saham yang dilepas ke masyarakat sudah termasuk saham yang dialokasikan kepada karyawan perseroan yaitu sebesar 0,247% saham dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham atau sebanyak 6.246.500 saham biasa atas nama untuk program alokasi saham kepada karyawan (Program ESA). Program ESA merupakan bentuk apresiasi perseroan terhadap kinerja dan pengabdian karyawan kepada perseroan selama ini.
Pada masa penawaran umum, IPO perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 227,35 kali berdasarkan sistem E-IPO, jauh melampaui sejumlah target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan dilaksanakannya IPO, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah PT Gema Lintas Benua sebanyak 30,17 persen, PT Candrakarya Multikreasi sebanyak 40,83 persen, dan PT Smart Telecom sebanyak 18,32 persen.
Adapun kepemilikan saham MORA di masyarakat sebanyak 10,65 persen, program ESA sebanyak 0,03 persen. Sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan sebanyak 23,64 miliar lembar saham atau senilai Rp 2,36 triliun.
"Hal ini merupakan sebuah momen bersejarah, bagi Perseroan dimana sebagai indikator respon positif dari tingkat kepercayaan masyarakat kepada MORA," kata manajemen Moratelindo.
Pada 2021, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,18 triliun naik 11 persen dibandingkan kinerja yang dicapai pada tahun 2020 sebesar Rp 3,76 triliun. Pada Maret 2022, Perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 1,02 triliun, naik sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 981 miliar.
Dari sisi laba, sepanjang tahun lalu Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 671 miliar, sedangkan tahun 2020 sebesar Rp 679 miliar. Pada Periode per Maret 2022, laba tahun berjalan tercatat Rp 183 miliar, naik sekitar 0,9 persen dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 182 miliar.(wn)