Alibaba sekarang ada di Smartfren

JAKARTA (IndoTelko) - Alibaba akhirnya resmi mengempit saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) pasca PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA) melepas 6% atau 19,6 miliar di operator itu.

Direktur Smartfren Telecom Antony Susilo dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (28/7) menyatakan Penjualan saham FREN dilakukan oleh Dian Swastika Sentosa yang merupakan salah satu entitas usaha Grup Sinar Mas. "Melalui strategi Beyond Telco, FREN fokus mengembangkan layanan digital baru," kata Antony.

Dian Swastika Sentosa menyebutkan perseroan menjual 6 persen saham FREN atau setara 19.604.974.800 (19,6 miliar) saham. Pembelian dilakukan di harga Rp 77 per saham, sehingga total transaksi mencapai Rp 1,5 triliun.

Usai transaksi itu, DSSA resmi memegang 52,98 miliar saham FREN atau setara dengan kepemilikan 17 persen saham. Angka itu turun dari posisi sebelumnya yakni memiliki 72,59 miliar saham atau 23 persen FREN. Adapun tujuan transaksi penjualan saham FREN ialah kolaborasi bisnis.

Sebelumnya DealStreetAsia mengabarkan antara Alibaba dan Smartfren sebelumnya telah menandatangi kesepakatan sebelum dilakukan investasi ini, yaitu pada Desember tahun lalu saat Smartfren mengumumkan joint venture antara anak perusahaannya PT SF Digital Commerce dan Fonixtree Digital Singapore Ltd (FDSL) yang berafiliasi dengan Whale Cloud Technology, bagian dari ekosistem Alibaba dan mitra penting dari layanan perangkat lunak Alibaba Cloud.

Sedangkan dari sisi kinerja, Smartfren di tiga bulan pertama 2022 mencatatkan kenaikan pendapatan usaha 11,33 persen menjadi Rp 2,68 triliun dari Rp 2,41 triliun pada kuartal I 2021.

Smartfren Telecom  mencatatkan beban usaha sebesar Rp 2,54 triliun, naik dari Rp 2,49 triliun pada kuartal I 2021. Sehingga perseroan mampu mengukuhkan laba usaha Rp 136,55 miliar, berbanding terbaik dari posisi kuartal I 2021 yang rugi Rp 80,41 miliar.

Sepanjang kuartal I 2022, Smartfren berhasil menekan beban lain-lain bersih Rp 232,3 miliar dari Rp 415,34 miliar pada kuartal I 2021. Sehingga rugi sebelum pajak tercatat Rp 95,74 miliar, jauh lebih rendah dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 495,75 miliar.

Sementara penghasilan pajak tangguhan tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 120,73 miliar di kuartal I 2022 dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 98,92 miliar. Sehingga perseroan berhasil membalikan kondisi dengan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 24,99 miliar dibanding kuartal I 2021 yang rugi Rp 396,83 miliar.

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2022 tercatat sebesar Rp 24,98 miliar. Berbalik dari posisi kuartal I 2021 yang rugi Rp 396,83 miliar.(wn)