JAKARTA (IndoTelko) - PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo tengah bersiap menggelar Initial Public Offering (IPO).
Moratelindo akan melakukan penawaran umum sebanyak-banyaknya 2,61 miliar saham baru, yang dikeluarkan dari portepel perseroan atau 11% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga penawaran Rp 368-396 per saham, perseroan berpotensi meraup dana segar sebanyak Rp 1,03 triliun.
Sebagian dana IPO akan dialokasikan untuk mendukung pemenuhan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,4 triliun pada tahun ini.
"Capex ini akan digunakan untuk membiayai ekspansi perseroan seperti pengembangan backbone, akses, perluasan kapasitas, ducting, pengembangan fiber to home, dan data center,” kata Wakil Direktur Utama Moratelindo Jimmy Kadir.
Moratelindo melangsungkan penawaran awal (bookbuilding) pada 12-18 Juli 2022, disusul perkiraan tanggal efektif pada 27 Juli 2022 dan masa penawaran umum pada 29 Juli-2 Agustus 2022. Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan dilaksanakan pada 4 Agustus 2022. Untuk memuluskan aksi korporasi ini, Moratelindo telah menunjuk PT BNI Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Jimmy mengungkapkan, sekitar 85% dana hasil IPO itu untuk memenuhi kebutuhan investasi berupa ekspansi jaringan, investasi backbone, lastmile, capacity upgrades, dan infrastruktur pasif. Sementara sekitar 15% sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kegiatan umum usaha (general corporate purposes) meliputi biaya operasional dan perawatan jaringan beserta perangkat pendukungnya, biaya instalasi perangkat ke pelanggan, serta aktivitas branding dan promosi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Moratelindo Galumbang Menak menjelaskan, langkah IPO dilakukan untuk memperkuat modal perusahaan dan membuat perseroan lebih kuat dalam kondisi yang tidak menentu. Selain itu, IPO juga dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan alternatif yang biasanya didapatkan dari pinjaman bank dan sukuk ijarah.
“Kami berharap dengan adanya penambahan modal ini dapat memperkuat permodalan perusahaan, meningkatkan imunitas perusahaan dalam kondisi tertentu dan juga meningkatkan kemampuan ekspansi,” ujar dia.
Aksi ekspansi tersebut sejalan dengan tingginya permintaan internet dengan kualitas terbaik baik dari ritel maupun institusi yang masih menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) dan sekolah dari rumah. Dan meski pandemi sudah berakhir, perseroan tetap optimistis bahwa bisnis akan terus berkembang sejalan dengan posisi Moratelindo sebagai perusahaan penyedia jasa internet dan pusat data yang dibutuhkan dalam ekonomi digital yang terus bertumbuh di Indonesia.
“Perekonomian digital di Indonesia saat ini bertumbuh jauh lebih baik daripada negara lain. Dengan demikian, kami optimistis dapat kembali membukukan kinerja positif, yakni dua kali lipat di atas industri,” katanya.
Sepanjang 2021, Moratelindo berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,18 triliun, naik 11% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 3,76 triliun. Pada kuartal I-2022, perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 1,02 triliun, naik sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 981 miliar. Moratelindo juga membukukan EBITDA sebesar Rp 2,08 triliun, naik sekitar 8% dibanding tahun sebelumnya Rp 1,93 triliun.(wn)