5 tren perkuat bisnis digital di Indonesia

Marina Kacaribu -- Managing Director, Cisco Indonesia

JAKARTA (IndoTelko) -- Transformasi digital dan adopsi teknologi yang terus meningkat selama dua tahun terakhir telah mengubah cara masyarakat hidup dan bekerja. Cisco melihat bahwa bisnis semakin dituntut untuk menjadi tangguh dan cepat serta bagaimana setiap individu menginginkan fleksibilitas, pilihan, dan inklusivitas lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Mulai dari meroketnya penggunaan aplikasi dan adopsi telehealth hingga teknologi yang memungkinkan model kerja hybrid, bisnis terus berinovasi untuk mengikuti perubahan.

Bagi Indonesia, salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara, kunci untuk mendorong ekonomi digital adalah melalui peningkatan infrastruktur digital dan adopsi digital yang inklusif untuk semua. Dari transformasi infrastruktur TI dan jaringan, hingga memungkinkan cakupan yang luas untuk sistem kerja di masa depan, konektivitas yang aktif dan keamanan menyeluruh. Berikut adalah lima tren yang akan memperkuat masa depan yang inklusif dan mendorong pertumbuhan bisnis di Indonesia dan masyarakat di tahun 2022.

Utamanya, pekerjaan hybrid harus inklusif untuk semua dan teknologi dapat memberikan banyak manfaat bagi para karyawan dan perusahaan. Baik itu mempermudah proses melalui otomatisasi atau memberdayakan budaya kerja yang lebih inklusif dan kolaboratif melalui solusi cloud, peningkatan penggunaan teknologi merupakan dasar keberhasilan jangka panjang dari pengaturan kerja yang fleksibel. Pekerjaan hybrid adalah upaya kolaborasi antara tim TI, SDM dan fasilitas yang harus memastikan teknologi, budaya dan tempat kerja fisik selaras untuk memberikan hasil terbaik.

Kebangkitan ekonomi di Asia Tenggara terjadi melalui masifnya penggunaan super app, di mana aplikasi menjadi media utama konsumen berinteraksi dengan bisnis. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna aplikasinya. Untuk mencapai hal ini, organisasi memerlukan visibilitas seluruh infrastruktur TI yang disebut Full- Stack Observability, yang memungkinkan pemantauan berbagai aspek pengaturan TI, memahami penggunaan aplikasi, mengidentifikasi berbagai masalah, dan mengatasinya, sehingga pengguna (end-user) memiliki pengalaman yang lancar. Hal ini membutuhkan berbagai tim dalam departemen TI untuk bersinergi secara menyeluruh – mulai dari operasi jaringan hingga pengembang aplikasi dan operasi keamanan.

Salah satu model keamanan yang esensial dan akan mendominasi tahun 2022 adalah Secure Access Service Edge (SASE). Sebagai as-a-service-model berbasis cloud, SASE menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan yang komprehensif untuk menyediakan akses edge-to-edge dengan kuat dan aman yang mencakup pusat data (data center), ‘kantor jarak jauh’, aplikasi, dan lainnya. Sejalan dengan pengembangan karyawan yang konsisten, ini akan menjadi kunci dalam membangun ketahanan yang lebih besar terhadap lanskap ancaman siber yang terus berkembang.

Seiring bisnis terus menuju digital dan konsumen Indonesia secara signifikan bergerak online, dibutuhkan orang-orang dengan skills dan keterampilan yang memungkinkan pemanfaatan teknologi digital semakin baik dan juga menjaga jaringan tetap berjalan. Seperti yang dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia akan membutuhkan sebanyak 17 juta pekerja di sektor ekonomi digital pada tahun 2030. Kemitraan publik-swasta adalah cara penting untuk memberikan dampak positif dan mengatasi kesenjangan dan ketidaksetaraan ini.

Melalui program Country Digital Acceleration (CDA), Cisco berkomitmen melalui kepemimpinan, keahlian, dan sumber dayanya dalam kemitraan dengan negara-negara termasuk Indonesia, untuk membantu menjembatani kesenjangan digital. Melalui Cisco Networking Academy dan program kolaborasi dengan lembaga pemerintah dan lembaga pendidikan, Cisco mendorong percepatan terciptanya generasi talent selanjutnya dalam mengembangkan keterampilan penting baru di berbagai bidang seperti jaringan, Internet of Things (IoT), keamanan siber, dan AI. Inisiatif ini diharapkan membantu menumbuhkan budaya kinerja tinggi dan mengatasi permintaan yang meningkat akan keterampilan digital.