Meta gelontorkan US$500 miliar untuk kabel laut

JAKARTA (IndoTelko) -- Dalam beberapa dekade terakhir sejak kabel serat optik yang pertama melintasi Atlantik, jaringan kabel bawah laut yang sangat rumit telah melingkupi bumi. Rangkaian kabel ini telah menghubungkan komunitas-komunitas global, memampukan terjadinya pertukaran ide dan juga barang, dan memfasilitasi koneksi di seluruh dunia.

Dua studi terbaru dari Analysys Mason dan RTI International yang ditugaskan oleh Meta memperlihatkan dampak dari proyek kabel bawah laut kami, masing-masing di kawasan Asia Pasifik dan Eropa. Studi ini memperlihatkan bahwa investasi kami membantu proyek-proyek kabel bawah laut untuk dapat memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi penyedia layanan lokal, dan juga meningkatkan kapasitas internet, baik untuk negara maju maupun negara berkembang.

Sebagai bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kualitas konektivitas di seluruh dunia, kami bekerjasama dengan banyak mitra dan membangun sejumlah sistem kabel baru di Eropa dan Asia Pasifik, yang memiliki potensi untuk berkontribusi senilai 600 miliar USD terhadap PDB pada tahun 2025.

Di Asia Pasifik saja, upaya-upaya ini diprediksikan dapat menciptakan 3,7 juta lapangan kerja baru. Di Indonesia, investasi kabel bawah laut kami diprediksikan dapat meningkatkan PDB hingga 59 miliar USD secara kumulatif antara tahun 2023 hingga 2025 dan membantu menciptakan 1,8 juta lapangan kerja – dalam bidang konstruksi, telekomunikasi, dan industri yang berbasiskan layanan jasa seperti keuangan, kesehatan, teknologi informasi, dan pendidikan – pada tahun 2025. Filipina akan memperoleh 34 miliar USD tambahan PDB secara kumulatif dari tahun 2021 hingga 2025 dan 380.000 lapangan pekerjaan baru pada 2025.

Marea, sistem kabel lintas samudra dimana kami menanamkan investasi secara signifikan, telah berkontribusi sekitar 18 miliar USD terhadap PDB di Eropa setiap tahun sejak 2019, setara dengan 6 persen dari rata-rata pertumbuhan tahunan di Eropa. Dalam jangka waktu lima tahun ke depan, kami berencana untuk mengimplementasikan dua kabel baru di Eropa. Pada tahun 2027, kabel-kabel baru ini akan berkontribusi lebih dari 65 miliar USD setiap tahunnya terhadap perekonomian di Eropa. Jika digabungkan, ketiga kabel yang terhubung ke Eropa akan berkontribusi pada pertumbuhan PDB sekitar 25%.

Di Irlandia, kabel kami diperkirakan akan berkontribusi sebesar 2,78 miliar USD terhadap perekonomian negara tersebut setiap tahunnya, mulai tahun 2025. Secara bersamaan, kabel-kabel ini akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan PDB Irlandia hingga 15%. 

Internet kecepatan tinggi dibutuhkan untuk membuat dunia saling terhubung

Sejak kehadirannya, internet telah berkembang dari hal yang sangat baru hingga kini menjadi sebuah kebutuhan dasar. Internet membantu orang-orang mencari pekerjaan, membantu perusahaan mengatur rantai suplai mereka, dan mendukung usaha kecil menjangkau lebih banyak pelanggan. Seiring dengan semakin meningkatnya ketergantungan orang terhadap internet dalam kehidupan sehari-hari, tingkat pertumbuhan gabungan tahunan internet telah mencapai 27 persen. 

Situasi pandemi semakin memperkuat kebutuhan terhadap konektivitas ketika semua orang beralih ke konferensi video dan siaran langsung untuk terhubung dengan seluruh informasi di dunia. Permintaan terhadap kapasitas internet yang andal pun akan terus meningkat. Kini kami terus bermigrasi ke penerapan yang lebih imersif yang akan menciptakan landasan untuk metaverse. Masa depan ini sangat bergantung pada jaringan internet yang tepercaya dan andal, dan layanan inilah yang akan diberikan oleh infrastruktur kabel bawah laut.

Menata kembali jaringan yang rumit di Asia Pasifik

Investasi ini akan membawa manfaat bagi banyak orang, baik mereka yang tinggal di kota-kota besar maupun di area pedesaan. Di Asia, sebagai contoh, kabel bawah laut yang ada terletak di beberapa hub yang telah berkembang pesat seperti di Jepang, Singapura, dan Hong Kong, berkerumun dengan rute kabel bawah laut yang sama. Banyak pula yang melewati Selat Luzon di antara Filipina dan Taiwan, sebuah area yang rawan bencana geologis. Hampir seluruhnya melintasi beberapa jalur perairan tersibuk di dunia.

Untuk membantu mengurai kerumitan kabel bawah laut ini, kami tengah mengembangkan sistem kabel bawah laut baru bersama para mitra di tingkat nasional dan regional. Dengan mengalokasikan sumber daya manusia, teknologi, dan finansial, kami membantu meningkatkan keseluruhan performa dan ketahanan infrastruktur internet, menjadikan layanan internet lebih mudah diakses dan dijangkau oleh semua kalangan.

Hingga saat ini, kami telah berinvestasi dalam beberapa sistem bawah laut di Asia Pasifik, melakukan diversifikasi rute dan menghubungkan lebih banyak komunitas. Dua dari sistem ini telah beroperasi: Asia-Pacific Gateway and Jupiter. Kabel-kabel ini menjelajahi berbagai kawasan, melintasi Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat.

Kami juga telah mengumumkan rencana untuk berinvestasi dalam delapan kabel bawah laut baru, yang dijadwalkan untuk mulai beroperasi antara tahun ini dan 2025. Dua kabel bawah laut, Echo dan Bitfrost, melewati Selat Luzon dan menjadi kabel pertama yang menghubungkan Jakarta, Indonesia secara langsung dengan Amerika Serikat. Kabel bawah laut lainnya, yang dikenal sebagai Apricot, akan menghubungkan Singapura, Jepang, Taiwan, Guam, Indonesia, dan Filipina. Apricot akan menjadi kabel bawah laut pertama lintas Asia yang menghindari jalur terpadat di Laut Cina Selatan. (syr)