ADA: 2022, investasi data elemen penting pertumbuhan bisnis

Suraj Sivaprasad (Managing Director, ADA Indonesia), Januar Wismoyo (Country Director, Customer Engagement Solutions, ADA Indonesia) dan Faradi Bachri (Country Director, Marketing Services, ADA Indonesia)

JAKARTA (IndoTelko) -- ADA, perusahaan data dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) terkemuka di Indonesia, telah menggelar ADA Indonesia in Focus: Digital Conference dengan tema “Unleash Your Digital Marketing Potential by Learning Data and Tech Strategies”. Konferensi ini menghadirkan para ahli digital dari ADA untuk mengupas tuntas pentingnya menggali potensi pemasaran digital dari berbagai sudut pandang dan mempersiapkan kehadiran Metaverse sebagai masa depan ruang gerak dalam dunia bisnis.

 
2022 merupakan tahun penting bagi para pelaku bisnis untuk bersaing di pasar yang semakin dinamis seiring meningkatnya potensi pasar digital. Berdasarkan fenomena tersebut, tahun ini diprediksi akan terjadi peningkatan anggaran pemasaran untuk mengoptimalisasi bisnis melalui adopsi transformasi digital dan mengeksekusi metode pemasaran digital. Untuk itu, ADA menghadirkan digital conference ini sebagai sarana pembelajaran bagi para pelaku bisnis yang memahami peran penting data dan teknologi untuk mewujudkan transformasi digital yang sukses. Selain itu, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk berbagi wawasan tentang menciptakan pengalaman pengguna dengan business messaging, memanfaatkan data dengan business insights, memenangkan pasar e-commerce, dan penggunaan strategi omnichannel dalam mengarungi 2022 dan seterusnya.

“Pada tahun 2022, kami mengantisipasi bahwa investasi di bidang data dan teknologi akan menjadi elemen penting dari strategi pertumbuhan bisnis. Lebih banyak bisnis akan mengadopsi transformasi digital dan ingin membawanya ke level yang lebih tinggi, dengan mengembangkan strategi yang tepat untuk tetap menjadi yang terdepan di industri,” kata Suraj Sivaprasad, Managing Director, ADA in Indonesia pada sesi pembuka acara digital conference tersebut. “Beberapa hal perlu diperhatikan oleh bisnis dalam menyusun strategi pemasaran, yaitu digital blueprint termasuk rencana transformasi digital, investasi pada kecerdasan buatan (AI), dan persiapan infrastruktur teknologi penunjang lainnya,” tambahnya.

Pada sesi pembahasan topik transformasi pengalaman pengguna (CX) dengan business messaging, pakar digital ADA mengulas tentang bagaimana pandemi mendorong konsumen menjadi lebih aktif dalam berkomunikasi dengan brand. Maka dari itu, layanan konsumen yang cepat tanggap sangat diperlukan. ADA memaparkan beberapa panduan untuk proses yang lancar dalam melayani konsumen, yaitu dengan melakukan pemetaan CX, memanfaatkan chatbots yang didukung AI, dan tersedianya agen untuk melayani konsumen secara langsung. Melihat pentingnya peran chatbots, ADA terus mengembangkan teknologi chatbots yang andal dalam memberikan solusi dan pengalaman pengguna yang baik dan nyaman saat berinteraksi dengan konsumen.

Berkaitan dengan peranan data dalam pemasaran digital, pada sesi berikutnya, para pakar digital ADA membicarakan topik terkait pemanfaatan potensi data demi mencapai hasil bisnis yang optimal. Pakar digital ADA menekankan bahwa penting untuk memanfaatkan data dan juga memetakan perilaku konsumen sebelum menyusun strategi bisnis. Maka dari itu, ADA membangun segmentasi pasar berdasarkan perilaku konsumen ketika memberikan solusinya kepada para klien. ADA mengidentifikasi perilaku konsumen dari jejak digital dan mengombinasikannya dengan data offline. Hasil kombinasi data tersebut menghasilkan sebuah pemahaman yang konkret, di mana bisnis dapat mengaplikasikan solusi tersebut ke dalam strategi bisnisnya. Adapun contoh pemahaman yang diperoleh adalah seperti pola kebiasaan masyarakat dalam berbelanja, referensi produk, hingga menentukan konsumen yang tepat sasaran melalui identifikasi pola mobilitas mereka.

Selanjutnya, sesi tentang menjaga momentum penjualan di platform e-commerce mendiskusikan lebih lanjut bagaimana pandemi mendorong berkembangnya e-commerce dan perkembangan tersebut akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk memastikan produk mereka tersedia di e-commerce. Selain itu, penting juga bagi bisnis untuk memiliki strategi yang tepat pada masing-masing kanal e-commerce mereka, seperti aktif melakukan interaksi dengan konsumen dan memberikan berbagai promosi menarik. Kombinasi strategi bisnis dan bersaingnya harga produk yang tepat akan membuat produk ataupun bisnis tersebut dicari oleh para konsumen.

Sebagai sesi penutup digital conference ini, pakar digital ADA memaparkan tentang tren strategi omnichannel dan pentingnya menerapkan strategi ini untuk menjalani tahun 2022. Saat ini, merupakan waktunya bagi bisnis untuk memaksimalkan pengayaan data yang mereka miliki. Melalui pengayaan tersebut dapat diekstrak untuk menyusun strategi pemasaran kedepannya. Beberapa strategi yang bisa digunakan untuk memperkaya data yaitu dengan memaksimalkan platform digital, membuat sebuah campaign yang berpotensi menciptakan word-of-mouth dan mengembangkan user generated content pada masyarakat. Dari data yang terkumpul, bisnis dapat memanfaatkan Marketing Technology (MarTech) atau teknologi pemasaran, untuk membantu memperkaya data tersebut dan memberikan berbagai wawasan yang dapat diimplementasikan pada strategi bisnis.

“Kami percaya bahwa untuk meningkatkan performa bisnis diperlukan tiga prinsip, yakni waktu, skalabilitas, dan kolaborasi. Di dunia yang serba terkoneksi ini, tidak ada lagi yang bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, penting agar kita dapat saling berkolaborasi,” tutup Suraj.