Produk digital menjadi backbone pendapatan YELO

JAKARTA (IndoTelko) - PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) mencatatkan lonjakan pendapatan bersih sebesar Rp13,1 miliar pada 9M-2021 atau tumbuh hampir 500% dari catatan pendapatan bersih Rp2,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu (YoY).

Kontribusi pendapatan terbesar Perusahaan berasal dari penjualan digital produk yang melesat tumbuh sepanjang tahun ini.

Tahun ini Perusahaan melakukan pengembangan ke bisnis digital product dan data dalam negeri. Langkah ini sebagai strategi Perseroan yang sebelumnya mengalami penurunan penjualan akibat pandemi Covid19 tahun lalu dimana seluruh kegiatan traveling berhenti total. Keputusan tersebut cukup berhasil dimana Perusahaan membukukan kenaikan yang cukup siginifikan dari sisi pendapatan di tahun 2021. Namun, capaian laba kotor dan laba bersih Perusahaan masih sama dengan tahun 2020 karena masih terikat kontrak dengan beberapa supplier termasuk data internasional,” kata Direktur Utama YELO, Wewy Suwanto.
 
Lebih lanjut Wewy menjelaskan, sebelumnya YELO berfokus pada koneksi WiFi untuk outbound travel mobile. Saat ini YELO berfokus untuk menjadi pemain inbound mobile connectivity domestic, WiFi dan lainnya karena YELO melihat penggunaan internet di pasar domestik meningkat tajam selama pandemi Covid-19. Strategi ini akan makin melengkapi layanan Conectivity YELO dari dalam dan luar negeri seiring industri travel dan pariwisata yang mulai bangkit kembali.

“YELO akan fokus pada penyediaan Infrastruktur dan layanan Internet cepat berbasis fiber optic. Perusahaan akan mengembangkan bisnisnya terutama di daerah terpencil dimana koneksi akan internet sangat dibutuhkan. Selain itu, YELO juga masuk pada bisnis FTTH (Fiber to The Home) dan home business. Sementara untuk tahun 2022, YELO akan menyediakan koneksi untuk travel di pasar domestik dengan menggunakan mobile dan fixed line.” ujar Wewy
 
Sebagai informasi, untuk mendukung usaha tersebut sebelumnya YELO telah menggandeng PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) dalam rangka membangun infrastruktur digital terutama di kota tier-2 dan tier-3. Melalui kolaborasi itu kedua perusahaan berharap dapat dapat mempercepat penerapan dan penggunaan teknologi Metaverse di Indonesia.(wn)