Kembangkan virtual Technopark, Kemenperin gandeng multi stakeholder

JAKARTA (IndoTelko) - Kementerian Perindustrian berkolaborasi dengan multi-stakeholder dalam mengembangkan virtual Technopark sebagai solusi keterbatasan tatap muka dan membuka ruang kerjasama lebih luas.
 
Prosesi penandatangan MoU pengembangan Virtual Technopark dilaksanakan kemarin (16/9) secara virtual dan tatap muka dari Jakarta dan Surabaya antara Kementerian Perindustrian dengan Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Indosat Ooredoo, Polytron, dan Alita Praya Mitra. 
 
Dikatakan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, kerjasama dengan banyak pihak, asosiasi, akademisi, perusahaan serta stakeholder yang lain akan membuat Virtual Technopark ini menjadi semakin berkembang dan turut dapat mendukung terciptanya industri yang mampu memberikan solusi bagi permasalahan bangsa, pemenuhan kebutuhan SDM yang kompeten untuk bekerja pada Sektor industri 4.0, riset dan prototype untuk mendukung transformasi digital sektor industri unggulan.
 
Sejak tahun 2005 Kemenperin telah membangun 14 (empat belas) pusat pertumbuhan telematika seperti di Jakarta, Depok, Bandung, Cimahi, Semarang, Bali, dan lainnya. Guna memberikan salah satu solusi terhadap keterbatasan bekerja, bertemu dan berinteraksi saat ini, Technopark-pun harus berevolusi. 
 
Sementara itu, Ketua Umum ASIOTI, Teguh Prasetya mengungkapkan, Virtual Technopark ini membuka ruang kolaborasi yang lebih luas bagi semua pihak yang pada akhirnya membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia. "Asosiasi mendukung kolaborasi ini agar dapat berkembang lebih jauh dimana Virtual Technopark menjadi supermarket pengembangan hingga pemasaran berbagai solusi dan talent di bidang telematika, khususnya berbasis IoT,” katanya.
 
Virtual technopark akan menghapuskan berbagai keterbatasan dan membuka ruang kolaborasi yang lebih luas. Semua pihak yang bisa bergabung di virtual technopark tidak hanya yang tergabung dalam technopark secara fisik, tetapi juga industri digital di seluruh Indonesia yang mendaftarkan diri. Startup bisa memanfaatkan wadah ini untuk mengikuti program pendampingan, menjadikan sebagai showcase bagi produknya, pengembangan RnD, hingga pemasaran atau mencari investor. (tep)