5G yang senyap

Era 5G baru saja telah  dimasuki oleh Indonesia sejak 24 Mei 2021, tepatnya ketika Telkomsel meluncurkan layanan tersebut dengan mengusung tema “5G: Unlock the Future” pada 24 Mei 2021.

Saat ini jaringan 5G Telkomsel sudah mencakup 9 kota dengan menempatkan berbagai hotspot di beberapa titik strategis, antara lain : GraPARI Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (Jakarta), GraPARI Merah Putih (Medan), GraPARI Batam Center (Kepulauan Riau), Institut Teknologi Bandung, Telkom University (Bandung), GraPARI Solo, GraPARI Pemuda (Surabaya), GraPARI Renon (Denpasar), GraPARI Mal Balikpapan Baru (Balikpapan), GraPARI Pettarani (Makassar).  Sementara untuk area perumahan sementara baru mencakp wilayah Jabodetabek terdiri dari Alam Sutera (Banten), Bumi Serpong Damai (Banten), Kelapa Gading, Pantai Indah Kapuk, Pondok Indah, dan Widya Chandra (DKI Jakarta).

Menyusul Telkomsel, dua pesaingnya XL Axiata dan Indosat pun meluncurkan 5G di Agustus 2021.

Indosat Ooredoo mengumumkan peluncuran layanan 5G komersial di Jakarta. Indosat Ooredoo berencana untuk memperluas peluncuran komersial layanan 5G ke kota-kota besar lainnya di Indonesia, termasuk Surabaya, dan Makassar, di mana terdapat permintaan konsumen yang tinggi akan layanan data.

Sementara XL Axiata akan memperluas jaringan 5G ke luar Pulau Jawa setelah berhasil menggelar jaringan 5G di lima kota, yaitu Depok, Jakarta Selatan, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

XL Axiata secara bertahap terus memperluas jaringan 5G ke kota-kota lainnya seperti Medan, Banjarmasin, dan Makassar. Kota-kota di luar Pulau Jawa ini  ditargetkan siap melayani 5G pada pertengahan September 2021. Kota-kota ini dipilih berdasarkan kesiapan infrastruktur jaringan yang ada untuk penggelaran 5G. Pelanggan dan masyarakat di ketiga kota tersebut akan dapat mencoba akses layanan 5G di masing-masing XL Center.

Bicara 5G, tentu saja kita akan membayangkan akses internet berkecepatan tinggi yang digadang-gadang secara teori  mampu menghadirkan peak data rate hingga 20 Gbps, atau sekitar 20 kali lebih tinggi dari peak data rate 4G.

Tak hanya itu,  5G pun memiliki latensi yang begitu rendah, yaitu 1ms, atau sekitar 10 kali lebih rendah dari 4G. Hal tersebut membuat 5G mampu menghadirkan akses yang lebih instan, khususnya pada pemanfaatan jaringan secara real-time. 5G juga didesain untuk mampu mengakomodasi connection density pada 1 juta perangkat/km2, atau 10 kali lebih banyak dari 4G.

5G tak melulu kecepatan. 5G hadir sebagai ekosistem yang lebih utuh dan mumpuni dibandingkan 4G.  Kalau jaringan 4G difokuskan untuk menghadirkan layanan broadband yang lebih cepat dari generasi sebelumnya yakni 3G, sedangkan 5G didesain untuk menjadi sebuah platform yang tidak hanya meningkatkan pengalaman mobile broadband tapi mampu mendukung lahirnya berbagai platform atau use case baru.

Alhasil 5G juga sering disebut game-changer dalam teknologi jaringan mobile, karena jaringan ini mampu membuka lebih banyak peluang use cases baru.  Tak hanya  untuk segmen konsumen (B2C), juga segmen enterprise (B2B).

Ada 3 kategori inovasi utama terkait kehadiran 5G yang akan mempengaruhi terhadap transformasi kehidupan kita. Ada eMBB (enhanced Mobile Broadband), uRLLC (Ultra-Reliable and Low Latency Communications), dan mMTC (massive Machine Type Communication).

Kategori eMBB, akan menguntungkan pihak konsumen terkait inovasi ini.  Hal ini karena  eMBB bisa mengakomodasi kapasitas jaringan yang lebih besar untuk menjaga kecepatan data tetap berada di level tertingginya di berbagai kondisi.  Sebut saja saat traffic naik atau ramai, termasuk saat pengguna sedang bergerak dalam perjalanan.

Di 5G, memungkinkan kita untuk menikmati pemanfaatan teknologi yang lebih matang di berbagai sektor.  Pengguna akan lebih maksimal kala menjalankan video streaming, virtual reality (VR), augmented reality (AR), termasuk saat memainkan  cloud gaming.

Sementara di kategori uRLLC, teknologi 5G punya kemampuan mengakselerasikan transformasi industri lebih jauh lagi. Teknologi ini mampu menghadirkan use case yang luas untuk mendukung pelaku industri dalam meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi, dan presisi di setiap kegiatan operasionalnya.  

Speed downloadnya yang tak perlu diragukan lagi, dengan latensi yang sangat rendah, dan tentunya kapasitas data yang besar, teknologi 5G mampu mematangkan bermacam inovasi, seperti layanan kesehatan jarak jauh (termasuk remote surgery), kendaraan otonom, wireless automation di kawasan industri (mencakup remote controlling machinery, smart surveillance, dan smart factory), remote robotics, serta pengembangan smart grid, dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk sektor mMTC, penerapan inovasinya akan sangat bermanfaat pada pengembangan smart farming dan smart agriculture, dimana mampu menciptakan kegiatan pertanian yang lebih presisi. Tak hanya itu, 5G juga dapat mendorong pengembangan smart city yang lebih mentransformasi hidup masyarakat, mulai dari moda transportasi yang lebih aman dan terintegrasi hingga penerapan IoT yang lebih luas di berbagai sektor.

Dukungan dan kemampuan 5G untuk menghubungkan sensor dan perangkat dalam jumlah besar melalui kecepatan data dan mobilitas yang lebih baik membuat ini bisa terjadi. Teknologi 5G juga dapat mendukung beragam persyaratan komunikasi IoT yang dapat mendorong berbagai inovasi di kategori mMTC dan lainnya.

Sejauh ini bisa dikatakan besarnya manfaat atas kehadiran 5G seperti paparan di atas masih tak terasa. Bahkan, karena pandemi, sepertinya akuisisi pelanggan 5G terasa senyap. Hal ini berbeda kala operator mengenalkan 3G dan 4G. Jika seperti ini, kapan 5G benar-benar “hadir” di tanah air?

@IndoTelko