Babak akhir Sampoerna Telekomunikasi Indonesia

PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) sepertinya tengah menunggu bel akhir berdentang bagi layanan Net1. 

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan pada tanggal 22 Juni 2021 telah menerima Surat dari STI perihal pemberitahuan penghentian layanan telekomunikasi untuk sementara sejak tanggal 22 Juni 2021.

STI menyampaikan informasi adanya kendala teknis yang berdampak pada penyediaan layanan Net1 kepada pelanggan melalui situs resminya net1.co.id.

Pengumuman ini seperti melanjutkan drama menegangkan yang tengah dijalani STI dimana Kominfo tengah menagih kewajibannya untuk pelunasan pembayaran tunggakan Biaya Hak Penggunaan Izin Penggunaan Frekuensi Radio (BHP IPFR) tahun 2019 dan 2020, dimana tercatat per Juni 2021 berjumlah Rp442 miliar yang terdiri atas hutang pokok dan denda.

Net1 Indonesia mendapatkan izin untuk menghadirkan jaringan frekuensi 450 MHz dengan teknologi 4G LTE dengan cakupan area seluruh Indonesia setelah lulus dari Uji Laik Operasi pada September 2016.

Awalnya, STI merupakan satu-satunya operator telekomunikasi di Indonesia yang beroperasi pada frekuensi 450Mhz dengan menggunakan teknologi CDMA2000 1x. STI memiliki lisensi mobilitas penuh dengan jangkauan nasional. 

Angin segar datang ke STI ketika teknologi 4G hadir dan masuknya investor AINMT. AINMT Holdings (AINMT), perusahaan induk dari AINMT Skandinavia Holdings dan AINMT International Holdings mengumumkan penandatanganan perjanjian untuk berinvestasi di STI pada bulan Januari 2016. AINMT menguasai sekitar 30% saham milik STI.

Ceruk Pasar
Kehadiran Net1 di Indonesia memang unik mengingat frekuensi yang digunakan tidak terlalu "popular" untuk 4G.

Manajemen Net1 pun memanfaatkan "keunikan" itu untuk menggarap ceruk pasar daerah 3T. Karakteristik frekuensi rendah 450 MHz yang sangat cocok untuk daerah-daerah berwilayah luas dengan tingkat kepadatan yang rendah. Dengan karakteristik tersebut, layanan Net1 Indonesia secara khusus menyasar wilayah pedesaan dan pelosok yang sulit dijangkau oleh layanan internet berfrekuensi tinggi seperti yang biasa tersedia di perkotaan.

Satu unit site BTS Net1 memiliki jangkauan maksimal hingga 100 kilometer, yang dapat menjangkau antarpulau kecil di wilayah Indonesia. Keuntungan lain dari teknologi 4G LTE 450MHz adalah potensinya untuk mendukung peluncuran layanan komunikasi machine-to-machine (M2M) seperti pengawasan video, telemetri, dan pelacakan, serta teknologi Internet of Things (IoT)

Selama pandemi COVID-19, perusahaan telah menjalani misinya menyediakan layanan di daerah pedesaan yang kurang terlayani dan memungkinkan lebih dari 85.000 pelanggan untuk mengakses internet dan layanan digital.  Perusahaan juga telah memberikan akses internet gratis di 120 sekolah dan 200 rumah sakit. Selain itu, 150 Puskesmas diperkirakan juga akan mendapatkan akses internet gratis sebagai bagian dari Program Corporate Social Responsibility Net1.

Sesuai dengan laporan STI kepada Kominfo per 30 April 2021, perseroan memiliki pelanggan sebanyak 334.473 pelanggan. Layanan Net1 oleh PT. STI saat ini meliputi 28 Provinsi di Indonesia.

Sayangnya semua usaha itu sepertinya tak cukup. Skala ekonomis suatu layanan menjadi kunci utama bertahan di bisnis telekomunikasi nasional. 

STI sepertinya akan menyusul Bolt! yang tersandung masalah sama yakni tak mampu membayar kewajiban ke pemerintah.

Sebuah seleksi alam yang sudah diprediksi jauh hari.

@IndoTelko