Evermos tingkatkan mitra reseller

JAKARTA (IndoTelko) - Evermos, platform pemberdayaan ekonomi, menyasar kota-kota tier 2 & 3 di Indonesia, dan memiliki jaringan reseller yang akan menjual produk-produk dari brand UMKM lokal ke jaringan mereka.

Evermos yang didirikan di Bandung oleh Arip Tirta, Ghufron Mustaqim, Iqbal Muslimin, dan Ilham Taufiq pada November 2018 memiliki hampir 75.000 reseller aktif yang tersebar di 504 kota dan kabupaten di Indonesia. Evermos juga telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 500 brand lokal yang produk-produknya dipasarkan oleh jaringan reseller-nya ke seluruh Indonesia.

“Evermos bertekad untuk membangun ekonomi gotong royong di Indonesia dengan menciptakan platform yang menjembatani antara lokal UMKM di sisi penawaran dan konsumen di sisi permintaan yang dibantu oleh reseller. Tiga pemangku kepentingan antara UMKM, reseller dan konsumen yang saling berhubungan dan saling diuntungkan jika mereka bergerak bersama. Dengan platform ekonomi gotong royong ini, Evermos bisa membangun sistem ekonomi baru yang lebih setara, inklusif dan kohesif,” kata Co-Founder Evermos, Ghufron Mustaqim.

Evermos menunjukkan komitmennya dalam membangun kapasitas reseller agar mereka semakin sukses sebagai micro-preneurs. Sekitar 1,5 tahun terakhir, Evermos menghabiskan 12.000  jam untuk melakukan training kepada para reseller-nya. Sebagai salah satu hasil  dari pelatihan tersebut, top 20% reseller Evermos dapat mengakumulasi pendapatan bersih hampir Rp 2,5 juta per bulan hanya dari berjualan bersama Evermos.

Evermos mempunyai misi untuk memberdayakan dan menyejahterahkan pelaku Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM) untuk memperluas jangkauan dan skala konsumen mereka. UMKM adalah pilar ekonomi penting yang berkontribusi terhadap 60% PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja. “Komitmen kami adalah terus berupaya untuk memberdayakan UMKM karena 90% brands yang bermitra dengan Evermos merupakan UMKM,” ungkap Ghufron.  

Evermos mematuhi peraturan Syariah dan memposisikan diri untuk fokus menggarap ekonomi halal (ekonomi Islam). 87% penduduk Indonesia beragama Islam sehingga mayoritas reseller, UMKM dan pelanggannya beragama Islam. Dengan mematuhi peraturan Syariah, Evermos bisa lebih inklusif dan mengakar, sekaligus membantu perusahaan untuk tumbuh secara berkelanjutan. Karena fokus Evermos pada inklusivitas, platform ini tidak eksklusif hanya untuk Muslim - pada kenyataannya, banyak resellers dan pemilik merek juga non-Muslim.

Terkait peluang dan kompetisi di sektor ekonomi halal ini, Ghufron mengatakan Evermos tidak terlalu memperhatikan persaingan karena potensi pasar ekonomi halal sendiri sangat besar  “Kami menganggap pemain lain bukan sebagai kompetitor, tetapi sebagai partner. Perlu banyak kolaborasi untuk membangun ekosistem yang kuat sehingga ekonomi halal ini bisa terbangun dengan lebih baik lagi di masa mendatang,” katanya.

Menurut Chief of Reseller Experience Evermos Nuruddin Al Fithroh, tantangan Evermos selanjutnya adalah bagaimana meluaskan dampak sosial Evermos ke skala yang lebih luas. “Kami selalu memikirkan bagaimana Evermos bisa memberdayakan satu juta reseller yang memiliki pendapatan utama dari Evermos dan di atas rata-rata UMR nasional. Ini berarti Evermos harus merekrut, secara agresif dan memberikan pelatihan dan dukungan lain untuk para Reseller ini dengan skala yang besar tetapi tetap efektif.” tutup Nuruddin.(ak)