Mastercard akselerasi UKM untuk go online

JAKARTA (IndoTelko) – Mastercard meluncurkan situs mikro Digital Acceleration untuk Usaha Kecil di sebagian besar situs web perusahaan di wilayah Asia Pasifik dengan informasi dan sumber daya tentang cara untuk mendigitalisasikan serta menjalankan bisnis lebih efisien untuk membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pulih dari dampak pandemi dan bersiap untuk masa depan.  

“Dampak pandemi terhadap UKM sangat besar sehingga penting bagi mereka untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang mereka butuhkan agar dapat menawarkan pengalaman belanja dan pembayaran multi saluran yang dapat mendorong bisnis, serta membangun loyalitas pelanggan di dunia fisik dan digital,” kata   Executive Vice President, Products & Innovation, Asia Pacific, Mastercard Sandeep Malhotra.

Dikatakannya, dengan kebiasaan membeli dan ekspektasi konsumen yang berkembang dengan cepat, inisiatif ini hanyalah salah satu cara Mastercard dalam mendorong inklusi keuangan dan membantu usaha kecil untuk beralih ke digital di seluruh kegiatan bisnis mereka untuk dapat mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi dan manajemen keuangan – sambil tetap aman dan terlindungi dari risiko siber dan penipuan.

Pusat Digital Acceleration untuk Usaha Kecil tersedia di seluruh situs web berbahasa Inggris Mastercard untuk Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Hong Kong, India, dan Asia Tenggara. Digital Acceleration akan diluncurkan secara selektif di situs non-Inggris di masa depan.

Guna meningkatkan sumber daya untuk UKM, Mastercard telah bekerja sama dengan pembuat situs web terkenal yaitu Wix, dan dengan Zoho, sebuah penyedia solusi penyimpanan data daring dengan lebih dari 60 juta pengguna. Mitra-mitra ini akan mensponsori panduan dan artikel daring tentang berbagai topik – mulai dari membuat toko daring dan memilih nama situs untuk bermigrasi ke platform manajemen pengeluaran dan akuntansi daring.

“Seiring perubahan dunia yang melampaui kemampuan bertahan dalam jangka pendek, UKM membutuhkan rencana untuk keberhasilan jangka panjang di dunia belanja daring yang baru. Di Wix, kami telah melihat secara langsung bagaimana tahun lalu memberikan tantangan kepada dunia bisnis dalam berbagai hal, namun juga menciptakan kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi. Kami akan memanfaatkan pembelajaran kolektif dari tim Wix yang telah menciptakan platform perdagangan elektronik kami dan para pedagang yang menjalankan bisnis mereka di dalamnya untuk membantu UKM merencanakan dan menyusun strategi untuk 2021,” kata Head of eCommerce Marketing Wix.com Liat Karpel Gurwicz.

Situs sumber daya di wilayah Asia Pasifik ini adalah bagian dari usaha global Mastercard dalam membantu UKM “Get Paid, Get Capital and Get Digital” melalui pengembangan produk baru, kemitraan, dan saluran distribusi. Kegiatan ini termasuk dalam inisiatif di Amerika Utara, Karibia, Australia, dan Selandia Baru.

Setelah mencapai tujuannya untuk membawa 500 juta orang ke dalam sistem finansial, Mastercard memperkuat komitmennya untuk inklusi dengan membantu 1 miliar orang mendapatkan akses ke ekonomi digital pada tahun 2025, termasuk 50 juta usaha kecil dan 25 juta pengusaha perempuan.

Lebih dari sekedar mendukung usaha, manfaat transformasi digital sangat luas. Studi terbaru oleh International Data Corporation menunjukkan digitalisasi UKM dapat menambah $2,6 miliar hingga $3,1 miliar dolar Amerika ke PDB Asia Pasifik pada tahun 2024. Karena dampak COVID-19, dikatakan, hampir 70% UKM di Asia Pasifik mempercepat digitalisasi, dan 86% percaya hal ini akan membantu ketahanan terhadap kejadian serupa di masa mendatang.

Berkaca pada perubahan besar pola pikir “digital first”, pembayaran nirsentuh melalui jaringan Mastercard adalah 41% dari transaksi langsung di kuartal ketiga tahun 2020 – naik dari 37% pada kuartal kedua dan 30% di tahun sebelumnya.

Dengan penarikan langsung tunai melalui ATM berada pada tingkat terendah, riset yang dilakukan Mastercard menunjukkan lebih dari 70% konsumen di dunia berencana untuk terus melakukan belanja daring, dan 74% berencana untuk terus menggunakan pembayaran nirsentuh bahkan setelah pandemi mereda. Di Asia Pasifik, pembayaran nirsentuh akan berlanjut, hal ini berdasarkan 71% konsumen di Australia, 77% di India, 73% di Tiongkok, dan 62% di Jepang.(ak)