APJII mau masuk ke desa, ini reaksi Telkom

Dian Rachmawan

JAKARTA (IndoTelko) - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2020 mengharapkan digandeng pemerintah dalam menyediakan akses internet di 12.500 desa yang belum terkoneksi.

“APJII sangat berharap bahwa program Internetisasi Pemerintah ini dapat disalurkan melalui anggota kami khususnya melalui penyelenggara skala kecil yang berada di garda terdepan di pelosok desa sehingga sekaligus menumbuh kembangkan ekosistem industri digital secara lebih merata,” harap Ketua Umum APJII Jamalul Izza saat Rakernas belum lama ini.  

Melihat niat serius dari organisasi internet yang memayungi lebih dari 500 anggota penyelenggara internet itu, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengaku siap berkolaborasi dengan asosiasi itu dalam mengembangkan layanan internet di seluruh desa di Indonesia.

"Telkom adalah BUMN sekaligus operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, sehingga kita selalu menggunakan konsep kebangsaan dalam melihat dan menganalisa berbagai tantangan. Telkom dapat memahami tujuan APJII menggelar layanan internet di desa yang sejalan dengan tujuan kami dalam mendukung program transformasi digital nasional. Kami tidak melihat niat APJII itu sebagai ancaman, justru  sebagai peluang untuk berkolaborasi," tegas Direktur Wholesale & International Service (WINS) Telkom Dian Rachmawan di Jakarta, Jumat (18/12).

Dikatakannya, Telkom memiliki layanan wholesale yang bisa mendukung APJII untuk menyediakan internet di desa, termasuk layanan jual kembali jasa internet. "Era digital ini adalah zamannya coopetition dimana pada satu sisi kita bisa berkompetisi namun di sisi lain kita saling kooperasi," kata Pria yang akrab disapa Panglima DR itu.

Dijelaskannya, bentuk kerja sama yang bisa dilakukan antara kedua belah pihak sudah pasti dalam bentuk kesepakatan wholesale.

Telkom memiliki segmen pasar yang luas dan beragam. Telkom melayani pelanggan mulai dari segment retail consumer, korporasi, hingga ke operator telekomunikasi termasuk Internet Service Provider (ISP) yang merupakan anggota APJII.

Telkom menyediakan layanan wholesale sudah sejak lama yaitu dari tahun 2003.

Fokus layanan wholesale Telkom adalah menjadi digital hub untuk mewujudkan ekosistem digital Indonesia yang sehat. Banyak hal yang dapat kami kerja samakan dengan APJII mulai dari penyewaan kapasitas jaringan, penyediaan NeuCentrix yang merupakan Carrier Neutral Data Center milik Telkom, hingga platform, dan vertical apps.

Bisnis wholesale Telkom tidak hanya menyasar ISP yang berskala nasional. Telkom juga memiliki kantor perwakilan di daerah untuk layanan bisnis wholesale yang dikenal dengan nama Regional Wholesale Service (RWS) di tujuh regional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Keberadaan RWS ini bertujuan untuk memudahkan kerja sama dengan penyelenggara telekomunikasi di tingkatan regional, termasuk seluruh anggota APJII dalam menyediakan layanan internet hingga ke desa. Penyedia Jasa Internet (PJI) berskala regional cukup menghubungi perwakilan Telkom di regional masing-masing, tidak perlu ke Jakarta.

Diharapkannya, jika kolaborasi ini terjadi Telkom akan  mengutamakan terbentuknya ekosistem digital Indonesia yang sehat.

"Kami menyadari keberadaan Telkom sebagai tulang punggung sekaligus tumpuan penting ekonomi digital nasional. Dengan terbentuknya ekosistem yang lebih baik, maka semakin besar kemanfaatan bersama yang bisa kita raih," katanya.

Ditambahkannya, dengan adanya kolaborasi maka harapannya para ISP yang merupakan anggota APJII dapat memanfaatkan berbagai fasilitas di NeuCentrix Telkom, termasuk Content Delivery Network (CDN) tempat mengakses berbagai konten dengan kualitas dan biaya yang lebih baik. Pada akhirnya masyarakat dan negara yang akan diuntungkan. Terdapat juga peluang untuk kerja sama dalam hal platform serta vertical apps untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pedesaan yang selama ini belum tersentuh oleh digitalisasi.

Ekonomi Desa
Lebih lanjut Dian memaparkan, selain menyediakan konektivitas, Telkom juga memiliki kapabilitas dalam platform dan vertical apps yang dapat dikolaborasikan bersama APJII untuk mendukung pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) di desa.

Hingga saat ini, 89% UMKM Indonesia melakukan aktifitas perdagangan online melalui aplikasi Facebook, Instagram, dan Whatsapp.

Sedangkan 93% dari produk yang dijual oleh unicorn Indonesia adalah produk impor yang sudah pasti bukan hasil UMKM dalam negeri. Tentunya akan timbul pertanyaan, bagaimana kita bisa berdaulat dengan kondisi seperti ini?

Saat ini Telkom sedang membangun platform horizontal Indonesia berbasiskan komputasi awan (Cloud) sehingga kita mampu independen secara teknologi serta memanfaatkan Big Data untuk mendorong terbentuknya opportunity baru dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence, machine learning, dan deep learning.

Di atas itu, Telkom membangun vertical apps untuk produktifitas dan kolaborasi, melakukan unifikasi komunikasi dari berbagai sosial media untuk memungkinkan terjadinya peer-to-peer social commerce, dan tentunya mengembangkan super apps untuk mendukung UMKM.

"Dengan dukungan tersebut, kita berkeyakinan bahwa UMKM Indonesia dapat bersaing di pasar nasional bahkan global, walaupun lokasinya ada di desa," katanya.

Masihh menurutnya, pandemi COVID-19 ini telah mempercepat digital literasi masyarakat.

Masyarakat telah terbiasa melakukan berbagai aktifitas ekonomi, sosial, pendidikan, dan lain lain di ruang digital. Kebutuhan masyarakat akan akses internet semakin meningkat.

"Yang menjadi tugas rumah kita bersama saat ini adalah penyediaan infrastruktur telekomunikasi sebagai tulang punggung digital nasional.  Menkominfo sendiri masih terus mendorong agar pelaku industri telekomunikasi mempercepat perluasan coverage layanannya. Kerja sama ini adalah salah satu jawaban kami terhadap kegelisahan pemerintah yang melihat masih banyaknya desa yang tidak mendapatkan akses internet," katanya.

Dengan terbentuknya kolaborasi antara Telkom dengan APJII diharapkan terbentuk ekosistem digital yang sehat dan kuat.

"Inilah yang menjadi posisi tawar Indonesia dalam menarik berbagai konten untuk ditempatkan di Content Delivery Network (CDN) Indonesia. Masyarakat akan diuntungkan karena lebih cepat mengakses berbagai konten internet. Belanja bandwith kita ke luar negeri juga akan menurun drastis sehingga kita dapat menghemat devisa. Penghematan devisa tentu akan mengurangi current account deficit yang selama ini membebani pemerintah," ulasnya.

Ditegaskannya,  Telkom selalu menggunakan pendekatan kebangsaan dalam melihat berbagai hal. "Kami yakin bahwa kawan-kawan di APJII juga berfikiran sama. Kita ini kan sama-sama anak bangsa yang berjuang untuk kedaulatan bangsa dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat dan negara," pungkasnya.(id)