Ini saran MASTEL untuk suksesnya transformasi digital dan PEN

Kristiono

JAKARTA (IndoTelko) - Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) mendorong sinergi dan harmoni antara pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam upaya membangun infrastruktur digital di Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan dalam ‘Dialog Nasional Menuju 2021: Penguatan Infrastruktur dan SDM Transformasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi Nasional’ yang digelar secara daring pada Kamis, 10 Desember 2020. Webinar ini diselenggarakan untuk memberikan gambaran tren industri 2021 sekaligus peringatan ulang tahun MASTEL ke-27.

Sejumlah pembicara kunci dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perekonomian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Koordinasi dan Penanaman Modal, Kementerian Keuangan, Kemenko Perekonomian, serta Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional hadir dalam webinar ini.

Dalam sambutannya, Ketua Umum MASTEL Kristiono menegaskan industri telekomunikasi diprediksi tumbuh moderat di kisaran 5,3% di 2021. Kendati demikian, seluruh pemangku kepentingan patut mewaspadai sejumlah persoalan yang masih menjadi tantangan di dunia usaha.

Di sektor telekomunikasi, masih terjadi kompetisi yang tidak sehat akibat beban investasi yang tinggi. Konsumsi trafik data yang tumbuh 87% setiap tahun tidak diimbangi oleh harga jual yang tinggi. Saat ini harga paket data di Indonesia hanya US$0,4 per gigabit, menjadi terendah kedua di dunia sehingga membebani keuangan operator telekomunikasi.

“Saat ini yang ditunggu adalah stimulus dari pemerintah terutama dalam bentuk dukungan regulasi dan infrastruktur,” ujarnya.

Kristiono melanjutkan stimulus yang dibutuhkan misalnya kebijakan soal infrastructure sharing baik aktif maupun pasif agar operator bisa melakukan efisiensi yang diperkirakan bisa mencapai 40%. Selain itu, pemerintah juga harus menjadikan infrastruktur digital sebagai prioritas sebagaimana proyek fisik lainnya seperti jalan tol atau jembatan.

“Infrastruktur digital belum mendapat karpet merah karena dianggap untungnya tinggi sehingga malah dikenakan banyak retribusi,” ujar Kristiono.

Menteri Komunikasi dan Informatika Jonny G. Plate yang hadir sebagai keynote speaker mengapresiasi peran MASTEL selama hampir tiga dekade yang terus konsisten memberikan rekomendasi kebijakan sesuai kebutuhan industri.

Peran MASTEL dianggap semakin relevan seiring dengan perkembangan teknologi ICT yang kian progresif.

Dalam kesempatan tersebut, Menkominfo menjelaskan Indonesia sedang menghadapi tuntutan transformasi digital sebagai upaya memanfaatkan momen peralihan digital di masa pandemi.

“Ini bukan hanya soal peningkatan konektivitas tetapi juga upaya menciptakan ekosistem digital berkelanjutan yang adil dan bermanfaat,” ujar Menteri Jonny G Plate.

Pandemi Covid-19 memang telah memicu resesi dan kontraksi di banyak negara, termasuk Indonesia. Kendati demikian, jika dibandingkan dengan negara tetangga kondisi perekonomian Indonesia masih lebih baik. Kementerian Keuangan memproyeksikan kontraksi ekonomi di kisaran -1,7% hingga -0,65% yang terlihat masih unggul ketimbang Singapura dan Malaysia yang terkontraksi hingga -6%.

Menkominfo juga memastikan pemerintah telah menjalankan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan total anggaran lebih dari Rp1.300 triliun demi mendorong konsumsi masyarakat dan memperbaiki dunia usaha.

Salah satu sektor yang jadi prioritas adalah industri TIK di mana pemerintah menganggarkan Rp26 triliun untuk membangun infrastruktur. Di sejumlah wilayah di luar kawasan komersial pemerintah mengandalkan bauran pembiayaan melalui skema PNBP, APBN, dan Universal Service Obligation (USO).

“Pemerintah menyadari betul infrastruktur sangat krusial untuk memperkecil kesenjangan digital. Pemerintah juga sedang menyiapkan roadmap transformasi digital,” tegasnya.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah sumber daya manusia di sektor digital. Riset Bank Dunia pada 2016 menunjukkan Indonesia membutuhkan setidaknya 600.000 talent digital per tahun untuk mendukung transformasi digital. Kebutuhan tenaga kerja di bidang ICT ini perlu diberikan perhatian lewat program peningkatan kapasitas baik dari sisi upscale maupun rescale.

“Ini penting sebab industri TIK bisa menjadi enabler untuk menghasilkan efek ungkit di sektor lain,” tambah Menkominfo.

Melihat peran besar industri ICT dengan segala tantangannya, MASTEL mengajukan enam rekomendasi dalam rangka mendukung transformasi digital dan pemulihan ekonomi nasional.
1. Menko Ekonomi & Bappenas mencantumkan rencana investasi penggelaran jaringan
telekomunikasi oleh para operator dalam dokumen RPJMN— dengan sumber pendanaan
Swasta (non APBN);
2. Pemerintah bersama para pelaku usaha telekomunikasi menyusun strategi kemitraan
global dengan para raksasa teknologi platform/apps/OTT sebagai upaya memperoleh kue
ekonomi digital yg sesuai dengan size pasar Indonesia;
3. Pemerintah bersama para profesional & akademisi menyusun rencana penataan topologi
jaringan internet Indonesia, termasuk Gerbang & DC/DRC;
4. Pemerintah bersama para profesional, akademisi/dunia kampus, dan pelaku usaha
menyusun kebijakan & strategi ruang digital/siber Indonesia, big data umum &
pemerintahan;
5. Pemerintah segera menetapkan pembagian wilayah kerja bagi BAKTI dan para penyedia
jaringan telekomunikasi & kelengkapannya, agar pembangunan infrastruktur digital
dapat berjalan lebih cepat dan serempak/parallel;
6. Pemerintah menetapkan perkiraan peta kebutuhan SDM digital Indonesia di semua
sektor dengan jenjang kompetensi yang relevan, dan rencana program pembinaannya.(ak)