Dana ajak pengguna jaga keamanan bertransaksi

Dana Security (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Bertransaksi non tunai lewat pembayaran digital sangat dianjurkan dan disarankan oleh World Health Organization (WHO).   

WHO khawatir adanya kuman yang menempel pada uang kartal, yang bisa menjadi pangkal penyebaran virus yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh serta membuka celah yang dapat disusupi oleh berbagai penyakit yang tidak diinginkan.

Dalam rangka berkontribusi langsung dalam meningkatkan kesadaran dan produktivitas masyarakat di tengah pandemi yang tengah berlangsung, pada Maret lalu, DANA juga telah merilis miniprogram Siap Siaga COVID-19 yang dapat diakses melalui aplikasi dompet digital Dana (baca : Siap Siaga Covid-19 ala dana).

Diharapkan pengguna Dana bisa mendapatkan beragam update dan informasi edukatif terkait COVID-19, melakukan diagnosa kesehatan secara mandiri, melakukan donasi digital guna membantu penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga medis melalui kerja sama Dana dengan Kitabisa.com, hingga membantu pemerintah melakukan pendataan warung dan UMKM yang terdampak COVID-19.

Banyaknya pengguna yang menggunakana Dana dalam bertransaksi di era pandemi, Dana Serukan Penggunanya untuk Bijak dan Peduli Keamanan Digital

Menurut CEO dan salah satu Founder DANA Vincent Iswara, banyak pihak yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Sekarang adalah saatnya kita membantu mereka untuk bertahan di tengah masa sulit ini. "Sebagai perusahaan teknologi Indonesia, kami mengintegrasikan beragam akses fundamental terkait isu COVID-19 dalam satu akun dompet digital DANA," katanya.  

Ini merupakan bentuk kesungguhan Dana untuk berkontribusi langsung dalam meningkatkan kesadaran dan produktivitas masyarakat, serta bergotong-royong menolong sesama di tengah pandemi.

Banyaknya manfaat dompet digital Dana dalam mendukung produktivitas sehari-hari, termasuk di tengah pandemi COVID-19 yang tengah terjadi saat ini, mendorong Dana untuk kembali menyerukan kepada penggunanya tentang pentingnya gaya hidup digital yang aman.

Dikatakan Chief Technology Officer (CTO) Dana Norman Sasono,  meski telah didukung sistem keamanan yang solid, keamanan bertransaksi akan semakin terjamin jika didukung oleh perilaku pengguna yang selalu waspada.  “Bagi DANA, keamanan adalah faktor yang sangat penting karena menjadi landasan paling fundamental bagi terbangunnya kepercayaan masyarakat terhadap transaksi nontunai secara digital," katanya.

Norman menambahkan, pihaknya telah membangun sistem keamanan yang tangguh yang didukung oleh teknologi terdepan. Untuk menjamin keamanan, kenyaman, dan kelancaran bertransaksi, Dana juga menerapkan risk engine, fraud engine, dan machine learning yang mampu menganalisa setiap transaksi yang dilakukan.

Sistem di Dana dapat mengenali kebiasaan yang dilakukan oleh pengguna, serta menilai transaksi yang wajar atau tidak biasa. Ketika sistem menemukan transaksi yang tidak wajar atau di luar kebiasaan pengguna, sistem akan meminta pengguna untuk memasukkan PIN atau OTP untuk validasi transaksi. Meski begitu, pengguna juga dapat mengaktifkan fitur Payment Authentication (otentikasi pembayaran) secara mandiri melalui Menu Setting pada dompet digital DANA-nya. Dengan begitu, sistem akan meminta PIN setiap kali pengguna melakukan transaksi.

Dikatakan Norman, di masyarakat, yang sering terjadi adalah kasus penipuan terkait social engineering, yakni upaya penipuan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi untuk mengakses akun pengguna, termasuk pengguna layanan dompet digital.  “Interaksi dalam social engineering bisa dilakukan lewat berbagai jalur komunikasi, seperti telepon, email yang menyertakan link untuk phising, direct message di media sosial, aplikasi chatting, atau tatap langsung dengan korban.

Social engineering ini biasanya dilakukan dengan halus tanpa disadari oleh korban, dan agak sulit diatasi karena berkaitan juga dengan faktor manusia sebagai pengguna,” jelasnya.  Dalam kasus-kasus social engineering, biasanya pihak penipu memanfaatkan kelengahan pengguna dompet digital dan menanyakan OTP atau PIN mereka dengan iming-iming yang beragam. Pengguna yang lengah, tidak paham tentang isu keamanan, dan kurang berhati-hati umumnya akan percaya dan lantas memberikan data pribadi mereka, termasuk OTP atau PIN kepada pelaku.

“Kami mengimbau para pengguna DANA untuk selalu menjaga kerahasiaan data pribadi dan finansial, seperti PIN, OTP, serta CCV atau tiga angka yang tertera di belakang kartu debit atau kartu kredit. Jangan pernah menginformasikan data-data rahasia tersebut kepada pihak lain, apalagi orang-orang yang sama sekali tidak dikenal. Ini sangat penting untuk menghindari terjadinya kasus kejahatan digital yang bisa merugikan pengguna,” tambahnya.  

Berikut ini beberapa tips dari DANA agar pengguna dapat bertransaksi secara aman dan terhindar dari penipuan saat melakukan transaksi online:
1. Ketika bertransaksi online, pastikan Anda bertransaksi atau berbelanja di merchant atau layanan e-commerce yang aman dan tepercaya. Lakukan riset terlebih dahulu dan cek testimoni dari konsumen-konsumen sebelumnya. Jangan mudah percaya dengan sembarang website atau merchant jual-beli online.

2. Jangan mudah tergiur barang murah ketika berbelanja online. Biasanya ini merupakan modus awal yang paling banyak digunakan pihak tak bertanggung jawab untuk memancing penipuan. Ketika tertarik dengan penawaran barang yang murah, lakukan perbandingan harga di merchant atau layanan e-commerce lainnya untuk memastikan apakah harga murah yang ditawarkan masuk akal atau tidak.

3. Dengan alasan apapun, jangan pernah memberikan informasi yang bersifat rahasia, seperti PIN, OTP ataupun data pribadi atau finansial lainnya, kepada orang lain. (sg)