Program 1000 Startup Digital tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19

Dirjen Aptika Semuel Abrijani Pangerapan

JAKARTA (IndoTelko) – Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika mengelar tahapan inkubasi Program 1000 Startup Digital Tahun 2020. Sebanyak 107 peserta dari startup founder mengikuti kegiatan yang berlangsung secara online, Sabtu (4/4).

Tahap inkubasi secara online itu berlangsung interaktif. Penyelenggara menghadirkan dua narasumber yang masing-masing diberikan waktu selama dua jam untuk berdiskusi dengan seluruh peserta.

Tema diskusi pertama berjudul Startup’s Most Important Metrics yang berlangsung pukul 10.00 – 12.00 WIB. Diskusi dipandu oleh Co Founder & CTO Jojonomic, Abdul Qifli Sangadji. Selanjutnya tema kedua Building A Scalable Technology Stack berlangsung pukul 13.00 – 15.00 WIB bersama CTO & Co-founder at Happy5 Reydi Sutandang.

Selama kegiatan berangsung, narasumber diberikan waktu selama 45 menit untuk mempresentasikan materi, peserta kemudian diberikan waktu untuk memberikan pertanyaan melalui sli.co dan chat di aplikasi layanan pertemuan daring.

“Terdapat tiga matriks penting yang dapat digunakan untuk mengembangkan startup. Diantaranya yaitu penggunaan Unique Selling Proposition, Net Promoter Score, dan retensi,” jelas Co-founder dan CTO Jojonomic Abdul Qifli Sangadji.

Abdul melanjutkan, Unique Selling Proposition (USP) merupakan salah satu langkah untuk mengembangkan startup. Pada USP, startup dapat membuat ciri khas atau pembeda dengan yang lain. Hal ini dapat membuat startup bertahan dan bersaing dengan kompetitor.

“Sedangkan Net Promoter Score (NPS) adalah matriks yang bisa digunakan untuk menyebarkan pemasaran produk. NPS adalah survei kepuasan pelanggan dan indikator untuk mengetahui apakah pelanggan dapat merekomendasikan produk kepada orang lain,” ungkap Abdul.

Abdul menjelaskan, apabila nilai NPS startup di atas nol atau di atas 50 maka startup memiliki timbal balik yang baik. Namun apabila kurang dari itu atau memiliki angka minus, startup harus meningkatkan produknya atau menggunakan matriks USP lagi.

“Terakhir ada retensi atau penggunaan produk secara berkelanjutan. Maksudnya, pelanggan tidak hanya sekali menggunakan produk pada suatu startup. Penggunaan produk secara berkelanjutan menunjukan bahwa produk dibutuhkan dan disukai,” jelas Abdul.

Startup dapat membuat cara masing-masing untuk meningkatkan retensi pelanggan pada produknya. “Hal ini diperlukan saat awal startup berdiri,” terang Abdul.

Sebelumnya, Dirjen Aptika Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan kegiatan 1000 Startup Digital akan berlangsung secara online. "Program kami yang namanya 1000 Startup tetap kami jalankan, ini yang akan tetap kita lakukan baik secara online maupun offline,” kata Dirjen Semuel.

Saat ini Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah membuat strategi untuk mendorong perusahaan rintisan agar bisa scale-up. Caranya melalui survei Kebutuhan Early-Stage Startup Founder.

Tujuan utama dari survei ini adalah menyiapkan program pendukung startup yang menjembatani dari 1000 Startup Digital ke Nexticorn.(wn)