OVO dukung pembayaran non tunai di Pegadaian

JAKARTA (IndoTelko) – OVO menjalin kolaborasi dengan Pegadaian untuk memperluas layanan sekaligus mendorong pertumbuhan dan pemerataan inklusi keuangan di Indonesia.

Sinergi antara institusi keuangan non-bank tertua di nusantara dan unicorn teknologi finansial pertama Indonesia ini berpotensi membawa lebih dari 13.4 juta nasabah Pegadaian ke dalam ekosistem keuangan digital yang terintegrasi, aman dan mudah digunakan.

Berdasarkan data terakhir, OVO memproses 1 miliar transaksi dalam satu tahun secara real time, dengan peningkatan jumlah transaksi lebih dari 70% di tahun 2019.

Sinergi strategis ini juga secara signifikan mendorong pertumbuhan tingkat inklusi keuangan dan memperkecil jumlah penduduk yang belum tersentuh layanan perbankan.  

“Kesepakatan antara OVO dan Pegadaian akan semakin meniadakan kesenjangan layanan keuangan berbasis teknologi bagi pengguna, bahkan yang tinggal di wilayah pelosok. Nasabah Pegadaian dan pengguna OVO, kini dapat memperoleh pengalaman bertransaksi secara non tunai dengan lebih aman, nyaman dan mudah. Hal ini sejalan dengan visi OVO untuk menghadirkan akses keuangan digital yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra, kemarin.

Diungkapkanya, saat ini 28% pengguna OVO termasuk kategori underbanked. “Strategi ekosistem terbuka yang dilakukan oleh OVO, secara signifikan mampu memperluas adopsi serta pertumbuhan jumlah merchant, khususnya pengusaha mikro, kecil dan menengah yang sebelumnya tidak tersentuh layanan keuangan modern. Hal ini selaras dengan layanan keuangan Pegadaian dengan fokus pada segmen nasabah yang sama,” katanya.

Di tahun 2019, OVO juga mencatat pertumbuhan jumlah nilai transaksi sejumlah 55% dan peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan sebesar lebih dari 40%. Hal ini menggarisbawahi terus bertumbuhnya adopsi layanan keuangan digital, serta kepercayaan pengguna terhadap ekosistem OVO.

“Kerjasama dengan OVO akan meningkatkan akses nasabah Pegadaian ke dalam ekosistem keuangan digital nasional yang terus berkembang. Pegadaian perlu memastikan pemerataan akses terhadap sistem pembayaran modern yang terintegrasi, aman dan nyaman serta akuntabel. Kerjasama ini mengedukasi lebih banyak masyarakat untuk bertransaksi non-tunai. Kolaborasi ini kunci bagi pelaku industri keuangan seperti kami untuk terus bertumbuh bersama,” tambah Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto.

Kuswiyoto menegaskan, komitmen Pegadaian untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Sebagai badan usaha milik negara dengan dividen terbesar ketujuh (2018) di angka Rp1,3 triliun dan laba bersih di tahun yang sama senilai Rp2,7 triliun, kerjasama ini adalah wujud komitmen Pegadaian untuk terus berinovasi. Tanggap akan pentingnya inovasi dan peningkatan layanan, Pegadaian secara aktif menggerakkan 1.804 tenaga pemasar serta 9.623 agen yang membawa layanan lebih dekat pada nasabah.

Dengan kerjasama ini, maka nasabah Pegadaian melakukan transaksi keuangan melalui OVO seperti pembayaran, top-up, serta pencairan (disbursement). Kerjasama ini juga akan meliputi program pendaftaran, registrasi, dan upgrade OVO sesuai dengan penerapan prinsip-prinsip KYC (know-your-customer) OVO. Disamping itu kedua belah pihak terbuka untuk menggali potensi kerjasama dan sinergi lainnya untuk semakin meningkatkan layanan bagi nasabah keduanya.(wn)