IDI dan Medigo hadirkan jaringan Klinik Digital

Ilustrasi

JAKARTA (IndoTelko) - Medigo bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menghadirkan jaringan ‘Klinik Pintar IDI’. 

CEO Medigo Harya Bimo mengatakan Klinik Pintar IDI akan menjadi jaringan klinik digital di Indonesia untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh seluruh stakeholders industri kesehatan di era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).  

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Daeng M. Faqih, S.H., M.H mengungkapkan,  tantangan yang sedang dihadapi industri kesehatan merupakan hal mendasar yang tidak hanya dirasakan oleh klinik sebagai penyedia fasilitas kesehatan namun juga oleh dokter, pasien hingga pemerintah. 

“Di satu sisi, pasien yang berobat terutama ke fasilitas kesehatan tingkat primer (FKTP) meningkat karena Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), namun mereka menghadapi kendala seperti waktu menunggu yang lama dan tidak pasti, standarisasi layanan yang tidak merata, akses kepada layanan klinik yang masih manual,” katanya. 

Menurut CMO Medigo dr. Eko Nugroho MPH survei yang telah dilakukan kepada para pemilik klinik dan insight dari pengguna aplikasi Medigo Qlinik, tantangan yang dirasakan oleh klinik tidak hanya di sisi teknologi tapi juga bermuara di tata kelola klinik yang masih konvensional. "Permasalahan yang dihadapi antara lain tidak adastandarisasi tata kelola yang baik, terhambat akreditasi, kemampuan mengatur kapitasi BPJS, hingga mengakibatkan usaha klinik yang sulit berkembang dan berkelanjutan,” ujar dr. Eko.

Ditambahkannya, pemerintah dalam hal ini BPJS sebagai operator JKN, menghadapi tantangan dalam memberikan kualitas mutu layanan yang baik dengan biaya yang rendah, transparansi dan akses data pasien, serta standarisasi layanan di klinik mitra BPJS.

“Seperti kita ketahui, pemanfaatan teknologi digital dan otomatisasi mampu mendorong efisiensi dan pemangkasan proses bisnis serta meningkatkan produktivitas. Dalam industri kesehatan, hal tersebut akan memberikan dampak terhadap penurunan biaya pelayanan kesehatan di klinik dan efisiensi anggaran pelayanan kesehatan dari BPJS,” tambah Eko.

Harya Bimo menjelaskan hadirnya Klinik Pintar IDI sebagai sebuah bentuk kerjasama Medigo dengan IDI yang melahirkan inovasi untuk menjawab berbagai tantangan industri kesehatan di era JKN melalui penerapan teknologi digital.

“Klinik Pintar IDI memberikan solusi total pengelolaan klinik modern yang bertujuan untuk memberdayakan dokter-dokter di Indonesia dan juga mengedepankan Value Based Care yang memungkinkan pasien mendapatkan akses mudah terhadap pengalaman layanan kesehatan yang baik (good patient experience), hasil layanan kesehatan yang lebih baik (better patient outcome) dan biaya yang murah (affordablecost),” ujar Bimo.

Klinik Pintar IDI membina kerjasama Joint-operation dengan klinik konvensional dan diharapkan dapat menambah existing revenueklinik dengan peningkatan kapitasi BPJS, meningkatkan pelayanan pasien umum, optimalisasi layanan klinik (vaksinasi, imunisasi, dsb). Selain itu, Klinik Pintar IDI juga memungkinkan klinik menambahrevenuedengan melayani pasien di luar fasilitas kliniknya seperti rujukan ke mitra rumah sakit dan layanan telemedicineantar faskes, layananhome caredan health monitoringuntuk pasien yang dirawat di rumah.

Medigo dan IDI berencana untuk membuka 2 Klinik PIntar IDI di Bekasi pada Januari 2020 dan menargetkan akan membuka 1000 jaringan Klinik Pintar IDI di Indonesia dalam waktu 5 tahun ke depan.(ak)