McAfee Labs temukan Ransomware baru meningkat 118%

JAKARTA (IndoTelko) - McAfee merilis McAfee Labs Threats Report: August 2019 yang melansir aktivitas kejahatan dan evolusi ancaman di dunia maya pada kuartal pertama 2019.

McAfee Labs menghitung dalam rata-rata ada 504 ancaman baru setiap menit di kuartal pertama tahun 2019, bersama dengan muncul kembalinya ransomware dan perubahan dalam proses eksekusi dan pemrograman.

Lebih dari 2.2 miliar akun curian tersimpan dan dapat ditemukan di cybercriminal underground selama kuartal ini. Enam puluh delapan persen dari serangan yang direncanakan ini menggunakan teknik spearphishing untuk mendapatkan akses awal, dan 77% mengandalkan interaksi dengan user untuk proses eksekusi serangan.

"Sangat penting untuk mengetahui bahwa angka-angka ini, yang menjadi penunjuk peningkatan atau penurunan jenis serangan tertentu, hanya mengungkapkan sebagian kecil dari kenyataan yang terjadi sebenarnya. Setiap infeksi / serangan merupakan sebuah kemungkinan padamnya sebuah bisnis, atau konsumen yang menghadapi penipuan bersifat masiv. Kita harus selalu ingat bahwa ada kerugian sumber daya manusia yang terjadi untuk setiap serangan yang berhasil,” kata Rekan dan kepala ilmuwan McAfee Raj Samani dalam keterangan kemarin.

McAfee Advanced Threat Research (ATR) mengamati inovasi dalam kampanye ransomware, seperti pergeseran dalam vektor akses awal, manajemen kampanye, dan inovasi teknis dalam koding pemrograman mereka.

Spearphishing tetap menjadi teknik yang populer, kemudian serangan ransomware semakin menargetkan titik akses terbuka yang lebih jauh, seperti Remote Desktop Protocol (RDP); kredensial tersebut dapat terpecah melalui brute-force attack (metode untuk meretas kata sandi dengan cara mencoba semua kemungkinan kombinasi yang ada pada sebuah daftar kata-kata) atau dibeli di cybercriminal underground.

Kredensial RDP dapat digunakan untuk mendapatkan hak istimewa admin dan memberikan hak penuh untuk mendistribusikan dan mengeksekusi malware dalam jaringan perusahaan.

Peneliti McAfee juga mengamati pelaku-pelaku serangan ransomware yang menggunakan layanan email anonim untuk mengelola kampanye mereka versus pendekatan tradisional, yang menyiapkan server command-and-control (C2). Pihak berwenang dan mitra swasta sering mencari server C2 untuk mendapatkan kunci dekripsi dan membuat alat penghindaran. Dengan demikian, para pelaku yang melakukan ancaman menganggap layanan email sebagai metode yang lebih anonim untuk melakukan bisnis kriminal.

Keluarga ransomware paling aktif dalam kuartal ini tampaknya adalah Dharma (juga dikenal sebagai Crysis), GandCrab, dan Ryuk. Keluarga ransomware terkenal lainnya dalam kuartal ini adalah Anatova, yang telah diekspos oleh McAfee Advanced Threat Research sebelum mempunyai kesempatan untuk menyebar secara luas, dan Scarab, keluarga ransomware gigih dan sering ditemukan yang memiliki banyak varian baru.

Secara keseluruhan, sampel ransomware baru meningkat 118%.

“Setelah penurunan berkala dalam keluarga dan perkembangan baru pada akhir 2018, kuartal pertama 2019 merupakan jenjang bermain baru untuk ransomware, dengan berbagai inovasi pemrograman dan pendekatan yang jauh lebih ditargetkan,” kata Kepala ilmuwan dan insinyur senior McAfee Christiaan Beek.

Dikatakannya, membayar uang tebusan hanya akan mendukung bisnis kejahatan siber dan melanggengkan serangan lain di kemudian hari. Ada pilihan lain untuk korban ransomware, seperti alat dekripsi dan informasi kampanye yang tersedia melalui inisiatif seperti proyek No More Ransom.

Temuan lainnya dalam laporan itu diantaranya:
Serangan vektor.  Serangan vektor terungkap oleh adanya malware, diikuti oleh pembajakan akun dan serangan yang ditargetkan.

Cryptomining. Malware coin mining baru meningkat 29%. McAfee ATR mengamati malware CookieMiner yang menargetkan pengguna Apple dan berusaha mendapatkan kredensial dompet bitcoin mereka. Sebagai hasil, malware ini juga memperoleh akses ke kata sandi dan data browsing. Total sampel malware penambang koin meningkat 414% selama empat kuartal terakhir.

Malware tanpa file. Malware JavaScript baru menurun 13%, sementara total malware meningkat 62% selama empat kuartal terakhir. Malware PowerShell baru meningkat 460% karena penggunaan skrip pengunduh. Total malware meningkat 76% selama empat kuartal terakhir.

IoT. Penjahat dunia maya terus memanfaatkan tingkat keamanan yang rendah pada perangkat IoT. Sampel malware baru meningkat 10%; total malware IoT meningkat 154% selama empat kuartal terakhir.

Malware secara keseluruhan. Sampel malware baru meningkat 35%. Sampel malware Mac OS baru menurun 33%.

Malware ponsel.  Sampel malware ponsel baru menurun 15%, total malware meningkat 29% selama empat kuartal terakhir.

Insiden keamanan. McAfee Labs menghitung 412 insiden keamanan yang diungkapkan kepada publik, meningkat 20% dari Q4. Tiga puluh dua persen dari semua insiden keamanan yang diungkapkan kepada publik terjadi di Amerika, diikuti oleh 13% di Eropa dan 13% di Asia-Pasifik.

Target Regional. Insiden terungkap yang menargetkan wilayah Asia-Pasifik meningkat 126%, di benua Amerika menurun hampir 3% dan di Eropa menurun hampir 2%.

Kegiatan industri vertikal. Insiden terungkap yang berdampak pada individu melonjak hingga 78%, pada sektor pendidikan meningkat 50%, pada sektor kesehatan meningkat 18%, pada sektor publik menurun 10%, dan pada sektor keuangan meningkat 89%.

Serangan bertarget. McAfee menemukani sejumlah besar kampanye yang meminimalkan pengintaian data yang diperlukan untuk berhasil melakukan serangan. Fokus utama pelaku adalah organisasi-organisasi besar di sektor Pemerintah/Administrasi, diikuti oleh sektor Keuangan, Kimia, Pertahanan, dan Pendidikan.

Akses awal diperoleh dengan teknik spearphishing berada pada 68% dari total serangan, dan 77% serangan bergantung pada interaksi tertentu dari pengguna pada tahap eksekusi.

Underground. Lebih dari 2.2 miliar kredensial akun curian tersimpan dan tersedia di cybercriminal underground selama kuartal ini. Dream Market, pasar gelap terbesar, mengumumkan rencananya untuk tutup, menyebut banyaknya serangan penolakan layanan secara terdistribusi (DDoS) sebagai alasannya.

Penegakan hukum berhasil menyita dan menutup operasi xDedic, salah satu toko RDP terbesar yang dilaporkan telah menjual akses ke sekitar 70,000 mesin yang diretas.(wn)