APJII: Penetrasi internet telah sentuh 64,8% populasi

Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono (dok)

JAKARTA (IndoTelko)  – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia sepanjang 2018 sebanyak 171,17 juta jiwa atau mencapai 64,8% dari total populasi yang mencapai 264,16 juta jiwa.

Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono mengungkapkan hasil survei nasional penetrasi pengguna internet 2018 bekerjasama dengan Polling Indonesia dilakukan terhadap 5.900 sampel yang dilakukan mulai 9 Maret- 14 April 2019.

"Jika dibandingkan dengan 2017 ada pertumbuhan pengguna 10,12% atau sekitar 27.916.716 juta pengguna baru dalam setahun. Pengguna terbanyak masih di Jawa (55%), Sumatera (21%), Sulawesi, Maluku, Papua (10%), Kalimantan (9%), serta Bali dan Nusa Tenggara (5%)," katanya  kala berbuka bersama media kemarin.

Diungkapkannya untuk area urban dan rural masing-masing pengguna internetnya 74,1% dan 61,6%. Urban adalah wilayah administratif yang sebagian besar kegiatan ekonominya berasal dari perdagangan dan jasa. Rural adalah wilayah administratif yang sebagian besar kegiatan ekonominya dari pertanian dan pengelolaan sumber daya alam.

Berdasarkan usia, pengguna internet di Indonesia pada 2018 didominasi 15-19 tahun, 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun.

Andalan untuk terkoneksi dengan internet menggunakan paket data atau kuota dari operator seluler (96,6%), layanan fixed internet di rumah, pergi ke rumah tetangga, koneksi internet di sekolah, dan lainnya. Telkomsel menjadi merek yang populer bagi pengguna internet, disusul Indosat, XL, dan Smartfren.

Rata-rata waktu yng dihabiskan menggunakan internet sekitar lebih dari 3-4 jam, namun ada juga lebih dari 2 jam-3 jam.

"Alasan utama menggunakan internet kebanyakan untuk komunikasi lewat pesan, media sosial, dan mencari informasi terkait pekerjaan," katanya.

Henri optimistis angka penetrasi internet di Indonesia akan terus meningkat ke depannya. Hingga saat ini terdapat sekitar 450 anggota APJII yang aktif membangun infrastruktur jaringan internet.

"Pekerjaan rumah  kita di jumlah rummah yang terkoneksi internet. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 60 juta rumah, namun yang terkoneksi internet masih sekitar 10 juta.Nah, dalam waktu lima tahun ke depan kita harapkan itu bisa meningkat menjadi 30 juta rumah terkoneksi internet,” jelasnya.

Ketua Umum APJII, Jamalul Izza menambahkan sejauh ini, APJII telah melakukan banyak hal untuk semakin majunya wadah perusahaan jasa layanan internet ini.

Mulai dari penambahan pendapatan asosiasi, penambahan node & trafik Indonesia Internet Exchange (IIX), perluasan kepengurusan, hingga menempatkan wakil APJII untuk bersuara di tingkat internasional.

Pendapatan APJII meningkat hampir 2 kali lipat dari pendapatan 2014 ke pendapatan 2018.

Untuk IIX, selama tahun 2018, APJII telah memiliki total 14 IIX nodes yang tersebar di seluruh Indonesia dan akan terus bertambah. Saat ini akan ada dua penambahan IIX yang sedang dalam proses. Dengan semakin banyaknya IIX ini, akan memudahkan proses jaringan interkoneksi dan menghemat penggunaan bandwidth internasional serta mempercepat koneksi dalam negeri. Trafik IIX meningkat 3 kali lipat dari 50 Gbps di tahun 2015 menjadi hampir 160 Gbps di tahun 2019 ini.(id)