Duuh, banyak orang tak tahu cara lindungi privasi di dunia maya

JAKARTA (IndoTelko) - Kaspersky Lab baru-baru ini menemukan bahwa satu dari tiga (32,3%) konsumen tidak tahu bagaimana dapat sepenuhnya melindungi privasi online mereka.

Ketidakberdayaan terhadap masalah privasi digital ini, yang disebut sebagai keletihan privasi (privacy fatigue), sering kali mengarah pada membagikan informasi secara berlebihan di jejaring sosial dan mengabaikan risiko keamanan yang melekat. Namun, sekarang bukanlah waktu terbaik untuk membiarkan sikap lengah, menganggap sepele terhadap privasi bisa membuat Anda menjadi sasaran empuk penjahat siber.

Di era di mana sembilan dari sepuluh (89,3%) orang beraktivitas online beberapa kali sehari, internet telah menjadi bagian penting untuk kehidupan modern.

Fenomena ini menciptakan tantangan luar biasa bagi para pengguna untuk menjaga semua detail pribadi mereka tetap terkendali. Menurut survei Kaspersky Lab baru-baru ini, hampir satu dari lima (17%) telah melihat informasi pribadi tentang diri mereka atau anggota keluarga yang seharusnya tidak berada dalam domain publik. Ini meningkat hampir seperempat (22,3%) di antara orang-orang yang memiliki anak di bawah 18 tahun.

Upaya sia-sia menjaga privasi di internet mengarah pada kondisi yang disebut "keletihan privasi". Kelelahan privasi dapat dikaitkan dengan hidup di bawah tekanan konstan, dengan kepastian perasaan bahwa pihak ketiga mengambil keuntungan dari informasi pribadi Anda, dan pemikiran bahwa segala bentuk pertahanan pun menjadi sia-sia.

Faktanya, beberapa orang percaya bahwa mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan pelanggaran privasi. Sepertiga (32,3%) tidak tahu bagaimana mereka dapat sepenuhnya melindungi privasi online dan satu dari sepuluh (13%) telah kehilangan semangat tentang bagaimana mereka dapat lebih meningkatkan privasinya.

Ketidakberdayaan terhadap masalah privasi seperti itu juga telah mempengaruhi perilaku online masyarakat. Seperlima (19%) tidak melakukan upaya ekstra, seperti membersihkan riwayat penelusuran secara rutin atau menggunakan add-on khusus untuk memblokir fitur pelacakan online demi mengamankan privasi saat menjelajahi internet dari perangkat mereka.

“Peningkatan pelanggaran data, ditambah dengan kesulitan dalam mengelola data pribadi online, menyebabkan konsumen merasa kehilangan kendali dan membuat mereka lelah karena harus memikirkan privasi digital. Meskipun tidak ada silver-bullet, ada banyak cara bagi mereka untuk mengurangi risiko bahaya tersebut. Ini dimulai dengan kebersihan digital disar mencakup penggunaan alat dan teknologi canggih untuk membantu mereka mendapatkan privasi digital dengan tepat," kata Head of Consumer Product Marketing di Kaspersky Lab Marina Titova dalam keterangan kemarin.

Sikap apatis yang berlangsung selama ini dapat menyebabkan masalah yang cukup besar. Saat ini, ada banyak kejahatan dunia maya yang dipersiapkan untuk memanfaatkan privasi orang lain dan mendapat keuntungan dengan memanipulasi informasi pribadi pengguna.

Untuk mengamankan privasi digital Anda, Kaspersky Lab merekomendasikan beberapa langkah sederhana untuk diikuti sebagai berikut:

• Mulailah untuk mengelola jejak digital Anda: simpan daftar akun Anda dan periksa secara teratur apakah data Anda telah dapat diakses publik. Disarankan juga untuk membuat email sekunder
• Gunakan alat digital khusus yang memungkinkan untuk menjelajah internet dengan aman, seperti Penjelajahan Pribadi (private browsing), mendeteksi webcam atau akses mikrofon apa pun oleh aplikasi yang tidak terpercaya
• Instal solusi keamanan andal yang mencakup seperangkat utilitas untuk meminimalkan risiko pelanggaran privasi seperti Kaspersky Security Cloud, Kaspersky Secure Connection dan Kaspersky Password Manager.(pg)